FAJAR.CO.ID, MAKASSAR — Panitia Penjaringan Bakal Calon Rektor (PPBCR) UIN Alauddin Makassar disebut intimidatif dan tendensius. Tudingan itu diungkapkan salah satu bakal calon, Prof Mustari Mustafa.
Guru Besar Fakultas Dakwah dan Komunikasi itu, satu-satunya bakal calon yang tidak lolos seleksi berkas, dari sembilan bakal calon yang mendaftarkan diri. Ia merasa diintimidasi dan diperlakukan tendesnsius.
Menjawab hal itu, Ketua PPBCR UIN Alauddin Makassar, Kamaluddin Abunawas angkat suara. Ia membantah tudingan yang dialamatkan pada pihaknya.
Menurutnya, panitia tidak diuntungkan sama sekali dengan intimidasi dan tendensius sebagaimana yang dituduhkan.
“Apa untungnya intimidasi dan membeda-bedakan. Apa untungnya panitia,” katanya kepada fajar.co.id, Jumat (28/4/2023).
Alih-alih diuntungkan, Kamaluddin mengatakan malah panitia rugi jika berlaku demikian. Bukan hanya PPBCR, tapi juga universitas.
“Justru kami rugi, kalau ada calon yang memenuhi syarat tapi tidak kita loloskan. Karena akan menjadi preden yang buruk untuk panitia dan UIN Alauddin,” klaimnya.
Kamaluddin sendiri mengakui, PPBCR sempat memanggil Mustari untuk verifikasi berkas. Tahapan verifikasi itu, hanya dilakukan kepada Mustari, tidak pada delapan bakal calon lainnya.
Saat pemanggilan, Kamaluddin bilang yang diverifikasi soal status SK Mustari sebagai ketua lembaga di STKIP Muhammadiyah Bone. Menurutnya, itu penting. Karena menyangkut persyaratan umum.
“Buat apa kami panggil calon yang lain, sementara tidak ada yang bersoal,” jelasnya.