FAJAR.CO.ID,JAKARTA -- Penerjemah yang selalu bertugas di samping pelatih Timnas Indonesia Shin Tae Yong, Jeong Seok-seo, membagikan analisisnya terkait permainan Timnas Indonesia U-22.
Pada laga perdana di ajang Sea Games 2023 sendiri Timnas Indonesia U-22 berhasil meraih kemenangan telak 3-0 atas Filipina.
Hanya saja, Jeong Seok-seo menyoroti tiga hal untuk skuad asuhan Indra Sjafri di pertandingan tersebut.
Pria yang akrab disapa Jeje itu lebih menyoroti kearah kinerja individual para pemain. Hal ini tidak hanya meliputi aspek taktik semata, tetapi juga sikap pemain di atas lapangan.
Jeje juga lebih banyak menyoroti kinerja para pemain khususnya di area pertahanan. Sebab, dalam beberapa momen, kelemahan ini bisa membahayakan gawang Timnas Indonesia U-22.
Ia bahkan memberikan penjelasan secara detail momen-momen tersebut. Seperti ketika Alfeandra Dewangga memberikan operan kepada Ernando Ari.
Namun, pada saat Ernando sudah menerima bola, tetapi tidak ada opsi pemain yang bisa dioper.
“Pada menit ke-17, waktu itu seorang bek memberikan passing kepada penjaga gawang,” kata Jeje dikutip Fajar.co.id lewat akun TikTok-nya, @seo_jeongseok.
“Setelah itu, tidak ada yang bergerak. Artinya mengalihkan tanggung jawab ke kiper,” tambahnya.
“Kiper sebetulnya harus dianggap sebagai pemain field, artinya bukan hanya menangkap bola saja, tetapi juga harus bisa bermain dengan kaki juga,” jelasnya.
Dalam situasi seperti itu, menurutnya para pemain harus membuka ruang agar Ernando punya opsi untuk mengoper.
Hanya saja, minimnya pergerakan dari rekan-rekannya, kiper Persebaya itu kehilangan bola karena tekanan pemain lawan.
“Oleh karena itu, harus ada pergerakan yang lebih dari pemain yang tidak menerima bola. Tapi, setelah passing, seperti mengalihkan tanggung jawab ke kiper. Karena kiper di-pressing oleh lawan, maka bolanya sampai keluar,” ungkapnya.
Selanjutnya, Jeje menyoroti para pemain yang leluasa memberikan ruang agar para pemain lawan leluasa memberikan umpan silang.
Yang menurutnya, hal semacam itu harusnya bisa ditutup dan tidak dibiarkan semudah itu. Karena akibatnya bisa fatal atau berbuah gol.
“Selanjutnya, pada menit ke-37, sebetulnya bukan hanya momen ini saja, beberapa kali pemain lawan mengirimkan umpan silang, tetapi dibiarkan saja,” tuturnya.
“Seharusnya pemain Indonesia datang agar lawan tidak bisa mengirimkan crossing. Hal itu sama saja membahayakan diri kita sendiri karena bola bisa dikirim ke area kotak penalti,” lanjutnya.
Dan yang terakhir adalah attitude para pemain Timnas Indonesia U-22 ketika bertanding di dalam lapangan.
Sikap yang diperlihatkan Fajar Fathurrahman ketika berusaha mengulur-ulur waktu pada menit ke-87.
“Ada pemain sayap, yakni Fathur. Saat terjadi pelanggaran dan bola menjadi milik Filipina, tetapi Fathur mengambil bola untuk mengulur-ulur waktu dan melempar bola,” sebutnya.
“Hal itu seharusnya mendapat kartu kuning. Tidak perlu melakukan hal-hal yang tidak seharusnya dilakukan. Kalau di laga internasional seharusnya kartu kuning,” tegasnga.
Dirinya menyebut sikap semacam ini sebetulnya bisa dihindari karena rawan mendapatkan kartu kuning.
Dengan jadwal laga seketat SEA Games 2023, mendapatkan akumulasi kartu kuning adalah salah satu hal yang mestinya dihindari skuad Garuda Muda.
(Erfyansyah/fajar)