Dugaan Keterlibatan Intelijen di Penyerangan Kantor MUI, Pengamat Teroris Sebut Polanya

  • Bagikan
Kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) dijaga ketat usai terjadi penembakan pada hari ini, Selasa (2/4/2023)

FAJAR.CO.ID, JAKARTA--Penyerangan terhadap Kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat menuai kecaman. Sejumlah tokoh ormas Islam berang.

Sekum PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti sangat prihatin dengan kasus penembakan di Kantor MUI. Walaupun pelaku telah tertembak, polisi hendaknya tetap berusaha mengungkap pelaku dan motifnya.

"Itu sebuah tindakan yang keterlaluan," terang Mu'ti, kemarin.

Masyarakat, khususnya umat Islam, hendaknya tetap tenang, tidak terpengaruh provokasi yang bisa menimbulkan kepanikan publik. "Dan menyerahkan proses selanjutnya kepada aparatur keamanan," ucapnya.

Wakil Ketua Umum MUI Anwar Abbas berharap kepolisian mengusut tuntas kasus tersebut. Pelaku mengaku sebagai nabi dan berasal dari Lampung. Dari secarik surat yang dia bawa, pelaku ingin bertemu dengan Ketua Umum MUI Miftachul Akhyar.

Ketua MUI Cholil Nafis menuturkan sejumlah pimpinan sedang menggelar rapat rutin pada saat kejadian penembakan itu. ’’Kami sedang rapat di lantai empat. Dan mendengar ada tembakan serta suara pecahan kaca,’’ tuturnya.

Pelaku bernama Mustopa (60), pernah melakukan tindak pidana di Lampung, kala merusak Kantor DPRD Lampung pada 2016. Saat itu, pelaku juga mengaku sebagai wakil Nabi Muhammad. Hal sama dilakukan saat menyerang Kantor MUI.

Dirkrimum Polda Metro Jaya Hengki Haryadi mengatakan, telah berkoordinasi dengan Densus 88 dan dipastikan pelaku tidak termasuk dalam jaringan teroris. Karena itu pelaku dikategorikan lone wolf atau pelaku tunggal dalam melakukan aksinya.

Pengamat Terorisme Al Chaidar mengatakan, diprediksi serangan ke MUI tersebut bukan dilakukan kelompok teroris. Melainkan diduga merupakan operasi penggalangan yang dilakukan kelompok intelijen. ”ini dugaan saya,” ujarnya.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan