FAJAR.CO.ID, JAKARTA- Asosiasi Psikologi Forensik (Apsifor) telah melakukan pemeriksaan terhadap Mustopa NR, pelaku penembakan kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI). Penembakan ini diduga karena pelaku frustasi tak kunjung mendapat persetujuan MUI.
Ketua Apsifor, Nathanael E.J Sumampouw mengatakan, pelaku penembakan memiliki keinginan kuat untuk mendapat pengakuan sebagai wakil nabi dari pihak MUI. Akan tetapi, Mustopa menganggap dirinya gagal dalam menempuh upaya itu, hingga frustasi.
"Sehingga yang bersangkutan secara gigih terus menerus mengupayakan bertemu dengan pihak MUI dalam rangka mendapat pengakuan. Dalam upaya tersebut yg bersangkutan menemukan adanya kegagalan," kata Nael di dalam Konferensi Pers di Polda Metro Jaya, Jumat (5/5).
"Secara psikologis hal ini menyebabkan frustasi pada dirinya yang menyebabkan dirinya bertindak agresif dengan melakukan penembakan sebagai wujud kebutuhan eksistensi diri,". tambahnya
Nael juga mengungkapkan bahwa Mustopa melakukan aksi itu secara sadar. Termasuk menyangkut tujuannya dan dampak yang akan dialaminya.
"Sehingga temuan sementara kami adalah yang bersangkutan merupakan individu yang memahami maksud dan tujuannya, dampak dan dan konsekuensi dari tindakan agresif yg dilakukannya secara sadar," kata Nael.
Dalam prosesnya, Nael juga mengaku pihaknya telah melakukan sejumlah wawancara dengan keluarga hingga warga di sekitarnya.
"Berupa wawancara investigatif terhadap anggota pelaku, istri, anak, menantu, warga lingkungan tempat tinggal, yang dilakukan di Lampung," kata Nael.