Ketat di Dapil 2, Pengamat Ungkit Persaingan Internal Golkar dan Perebutan Suara di Bone

  • Bagikan
Grafis Bacaleg Dapil 2 Sulsel

FAJAR.CO.ID, MAKASSAR-- Analis politik Universitas Hasanuddin (Unhas) Prof Sukri Tamma menilai pertarungan DPR RI di Dapil Sulsel 2 ini akan sangat dinamis. Sangat ketat dan menjadi tantangan berat bagi petahana.

Terutama di kubu Golkar yang bersaing secara internal. Nama-nama yang maju adalah para pesohor.

Mulai dari Wakil Ketua Umum DPP Golkar Nurdin Halid (NH), Bupati Bone A Fashar Padjalalangi, dan petahana Andi Rio Padjalalangi.

Apalagi, dengan ikut sertanya Taufan Pawe. Sebagai ketua partai dan kepala daerah, TP tentu punya basis yang kuat.

Kondisi ini terjadi karena ada perintah partai. Strategi Golkar untuk meningkatkan suara elektorat.

"Jadi makin banyak maju itu, dianggap menguntungkan partai. Tapi, itu berat bagi calon karena harus berbagi suara," kata Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unhas itu.

Kondisi itu juga bisa menguntungkan partai lain untuk meraup suara karena banyaknya calon Golkar di Bone. Artinya suara akan terpecah, khususnya Fashar dan Andi Rio yang masih satu keluarga.

Meski demikian, jika melihat komposisinya, perebutan suara di Bone akan sangat ketat. Sebab, ada juga nama Nurdin Halid (NH). Kemudian banyak tokoh lainnya, seperti Taslim Tamang (Gelora), Ambo Dalle (PPP), Andi Fahsar Padjalangi (Golkar), Andi Rio Padjalangi (Golkar), M Yasir (PPP), dan Andi Muawiyah Ramly (PKB).

Di sisi lain, hal tersebut juga menjadi strategi Golkar. Pasalnya, pileg dan pilkada itu tidak dilaksanakan bersamaan.

"Jadi bisa saja, seperti Rio Padjalalangi, NH, dan Taufan Pawe itu maju di DPR RI. Namun, kembali maju di pilkada. Kan, suara DPR RI bisa diambil yang lain. Kalau Pileg mereka melihat ada peluang maju pilkada, maka bisa saja akan seperti itu," pungkas Sukri. (mum-rul/fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan