FAJAR.CO.ID, JAKARTA-- Ketua Umum Relawan Pro-Jokowi (Projo) Budi Arie Setiadi mengatakan salah ketika Presiden Jokowi tak ikut campur dalam pemilihan presiden (Pilpres) 2024.
Hal itu menanggapi pernyataan Wakil Presiden RI ke-10 dan 12 Jusuf Kalla (JK) yang meminta agar Jokowi tak terlalu jauh mencampuri urusan Pilpres 2024.
Budi menegaskan Presiden Jokowi sedang mempertaruhkan legacy atau peninggalan untuk pemerintahan berikutnya.
"Ya menurut hemat kami salah juga kalau Pak Jokowi enggak ikut campur dalam Pilpres 2024. Yang dipertaruhkan Jokowi itu legacy," kata Budi dalam konferensi pers di Istora Senayan, Jakarta Pusat, Senin (8/5/2023).
Menurut Budi, Jokowi menginginkan agar program-program yang telah digagasnya akan dilanjutkan. Program-progam yang sudah berjalan, dikhawatirkan bakal mandeg jika yang menang adalah anti tesa Jokowi.
"Jangan sampai apa yang dimulai dari pemerintahan Jokowi dimulai dari belakang lagi atau nol. Soal dukung mendukung itu nanti pada waktunya," ucapnya.
Dia juga menanyakan alat ukur kritikan sehingga Jokowi disebut terlalu jauh mencampuri urusan Pilpres.
"Kalau kritik Jokowi cawe-cawe kan alat ukurnya sumir, terlalu jauh terlalu deket itu kuantitatifnya berapa yang jauh berapa meter, kalau deket berapa centi? Kan terlalu abstrak enggak rigid," ujarnya.
Baca Juga: Jusuf Kalla Larang Jokowi Terlalu Jauh Urus Politik, Orang PPP Ngelawan: Emang Jaman SBY Enggak Pernah?
Budi juga menanyakan apakah pemerintahan sebelumnya tak pernah mengumpulkan para ketua umum partai politik (parpol) di Istana Negara.
"Emang pemerintahan sebelumnya enggak pernah ngumpulin parpol?" ungkapnya.
Dia menjelaskan Presiden Jokowi mengumpulkan ketua umum parpol di Istana Negara dalam kapasitasnya sebagai pejabat politik selain pejabat pemerintahan.
"Hemat kami, apa yang dilakukan Jokowi masih sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku," tuturnya.(populis)