Penjelasan Kepala Sekolah Terkait Siswi Madrasah yang Diduga Jadi Korban Bullying

  • Bagikan
Video bullying yang kini viral.

FAJAR.CO.ID, MAKASSAR — Pihak Madrasah angkat bicara terkait siswinya yang diduga jadi korban bullying.

Bahkan sempat beredar video siswi tersebut dipukul oleh sejumlah teman sebayanya di dalam kelas.

Kepala Madrasah, Darmawati mengatakan, persoalan itu telah terjadi pada September 2022 lalu.

Pelaku dan korban, kata dia, telah diproses oleh pihak madrasah. Siswa dan para orang tua telah dipanggil.

“Ini masalah sebenarnya sudah lama, September 2022. Itu sudah diproses sama madrasah. Dan tidak seperti itu. Namanya anak-anak, berbagai karakter ada di madrasah. Mereka sudah dipanggil semua. Siswa dan orang tuanya sudah,” katanya kepada Fajar.co.id, Selasa malam (9/5/2023).

Dia menjelaskan awal permasalahannya justru dari siswi yang diduga jadi korban bullying.

“Jadi waktu itu sebenarnya yang jadi sumber masalah adalah yang ditarik jilbabnya itu. Jadi ini yang ditarik jilbabnya menyampaikan sesuatu kepada temannya dalam tanda petik memfitnah temannya. Lalu temannya (yang menarik jilbab) tidak terima pasti. Akhirnya ini temannya mungkin kesal natarik mi jilbabnya temannya,” tutur Darma.

Menurutnya, hal seperti ini sudah biasa terjadi di kalangan remaja. Untuk itu, tugas madrasah adalah memberikan pembinaan.

“Namanya anak-anak madrasah datang dari berbagai macam karakter. Tugas kami di madrasah itu bagaimana membina mereka,” tambahnya.

“Kalau usia kelas 11 SMA itu memang rawan sekali. Tapi kalau naik kelas 12 masih begitu, berarti perkembangan jiwanya terlambat,” lanjutnya.

Bahkan setelah video itu kembali tersebar luas, lanjut Darma, para siswa dan orang tua telah dipanggil kembali.

Para siswa yang bersangkutan, kata dia, wajib lapor minimal senyum sebelum pulang dari sekolah.

“Jadi sebenarnya tidak ada ji bilang membully. Dua-duanya butuh pembinaan dari madrasah. Dan pada akhirnya kalau mereka lakukan itu ya sudah. Siapa pun yang melanggar di antara mereka, tetap mengejek temannya itu pasti selesai. Karena sudah diperingati itu. Tadi orang tuanya saya panggil. Kedua-duanya saya panggil secara terpisah. Mereka mengakui kesalahan masing-masing,” tandasnya.

Sebelumnya diberitakan, pihak keluarga mengaku, korban hingga saat ini belum berani masuk sekolah karena adanya gangguan mental.

Dari keterangan tersebut, korban mengaku sering dihina bahkan dikatai miskin karena hanya berasal dari seorang anak penjual sayur.

“Ada pembulian saya punya ponakan. Sampai-sampai itu anak tidak mau ke sekolah kena mental,” kata Keluarga korban.

“Dia selalu dihina gara-gara dikatai miskin dan hanya anak penjual sayur,” lanjutnya.

Bahkan, parahnya lagi, korban pernah dianiaya dan dikeroyok oleh 9 orang. Yang rekamannya dulu sempat viral.

Meski sempat viral, hanya saja hal itu tidak menjadi efek jera bagi sang pelaku untuk terus membully korban.

“Bahkan pernah dipukul 9 orang. Sampai sekarang bullynya masih berlangsung. Bahkan videonya sempat viral,” tulis keterangan tersebut.

Berdasarkan keterangan tersebut, pihak keluarga mengaku, baik guru atau kepala sekolah seakan menutup telinga.

“Guru dan kepseknya juga seperti menutup telinga. Karna yg membully ini orang tuanya katanya berpengaruh di sekolah dan anak pejabat,” tandasnya. (selfi/fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan