Dikatakan Qodari, Anies Baswedan sulit mengulangi kesuksesannya di Pilkada DKI Jakarta tahun 2017, dimana saat itu posisi Anies rata-rata berada di peringkat ke tiga tetapi berhasil menjadi pemenang.
Pasalnya, Qodari berpandangan, pada Pilpres 2024 tidak ada sosok atau tokoh seperti Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang saat itu blunder dengan peristiwa di Kepulauan Seribu yang menyinggung surat Al-Maidah Ayat 51. Selain itu, ada faktor Jokowi yang tingkat kepuasannya tinggi dan menjadi acuan masyarakat.
"Tahun 2017 memang nomor tiga (Anies) jadi nomor satu, tetapi di Pilpres 2024 tidak ada Ahok ikutan, jadi kalau lawannya Ahok menurut saya bisa terjadi lagi Mas Anies Itu dari nomor tiga jadi nomor satu," ucapnya.
Selain itu, Qodari juga menilai kandidat capres penerus pemerintahan Presiden Jokowi, yakni Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto tidak memiliki profil seperti Ahok.
"Ganjar Jawa bukan Cina, agamanya Islam bukan Kristen, istrinya santri kemudian Prabowo oke dia keluarganya, ibunya Kristen, kakaknya Katolik, adiknya Kristen, tapi dia Prabowo Islam dan dia orang Jawa juga," terangnya.
Lebih jauh Qodari mengatakan, Presiden Jokowi sangat berpotensi menjadi King Maker di 2024, bukan hanya bagi terbentuknya poros koalisi melainkan juga preferensi masyarakat terhadap para kandidat di pilpres.
"Jadi kalau koalisi itu kan pengaruh Jokowi kepada para ketua umum, tetapi pada tataran pemilih masyarakat itu pengaruh Jokowi kepada masyarakat dan itu kaitannya dengan tingkat kepuasan," ungkapnya.