FAJAR.CO.ID, PAPUA -- Kelompok Kriminal Bersenjata atau KKP Papua menyandera 4 pekerja tower BTS. KKB disebut meminta tebusan Rp500 juta untuk membebaskan sandera.
Namun, Jubir Organisasi Papua Merdeka atau OPM, Sebby Sambom menyebut OPM tidak meminta tebusan hanya Rp500 juta. Nilainya dianggap terlalu kecil.
Kepala Organisasi Pembebasan Papua (OPM) Jeffry Bomanak mengakui telah menyandera empat pekerja tower BTS di Distrik Okbab, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua Pegunungan.
Jeffry Bomanak mengakui adanya penyanderaan itu kepada Bishop Joshua Tewuh di Paradox Papua.
Keempat sandera merupakan pekerja Tower BTS Telkomsel dari PT IBS. Empat sandera yang diserahkan adalah Asmar dan Fery yang merupakan karyawan PT. Inti Bangun Sejahtera (IBS), Peas Kulka yang merupakan staf Distrik Okbab, dan Senus Lepitalem warga Distrik Borme.
Dua dari empat orang sandera yang terluka, yakni Asmar dan Fery langsung dibawa ke puskesmas Okbab untuk diobati.
Juru Bicara OPM Papua Sebby Sambom mengatakan pihaknya tidak mengajukan tuntutan sebesar Rp500 juta atas penyenderaan 4 pekerja tower BTS.
Menurut Sebby tidak benar OPM mengajukan tuntutan Rp500 juta dan saat ini pihaknya tengah menunggu laporan resmi dari Kodam TPMPB Pegunungan Bintang atas penyanderaan 4 WNI.
Menurut Sebby penyanderaan dilakukan karena empat pekerja tower masuk ke wilayah yang dinyatakan oleh pihak OPM sebagai kawasan perang.
“Mereka telah masuk ke kawasan perang dan kami akan menangani siapa saja yang masuk ke wilayah terebut,” kata Sebby.
Sebby juga menjelasakan bahwa 4 pekerja tower tersebut disandera oleh Panglima Jenderal OPM Alinias Mimi yang bertanggung jawab atas wilayah Pegunungan Bintang.
Dalam kesempatan itu Sebby juga menegaskan bahwa OPM tidak meminta tembusan sebesar Rp500 juta, karena jika meminta tebusan tidak kekecil itu.
Sedangkan kondisi terkini Kapten Pilot Susi Air, menurut Jeffry kondisinya dalam keadaan baik.
“Saat ini kondisi Philips Max Marten dalam kondisi baik dan masih bersama kami, tanpa kurang apapun,” terang Jeffry.
Kombes Pol Ignatius Benny Ady Prabowo selaku Kabid Humas Polda Papua mengatakan empat orang yang disandera salah satunya adalah pimpinan pekerja proyek BTS yang bernama Alverus Sanuari.
Alverus Sanuari merupakan Kepala Dinas Informasi dan Komunikasi Kabupaten Pegunungan Bintang Alverus Sanuari disandera bersama lima orang lainnya.
Penyanderaan tersebut bermula ketika rombongan pekerja proyek BTS berangkat dari Oksibil menuju Distrik Okbab menggunakan Pesawat Elang Air pada pukul 08.30 WIT.
Sesampainya disana, mereka diadang oleh lima orang yang mengaku berasal dari kelompok KKB menggunakan senjata tajam, seperti parang, dan melakukan kekerasan fisik terhadap tiga orang pekerja.
“Alverus Sanuari beserta salah satu korban luka yang bernama Benyamin Sembiring, dibebaskan untuk kembali ke Oksibil,” jelas Kombes Pol Ignatius Benny.
“Mereka tiba di Bandara Oksibil sekitar pukul 11.00 WIT dan langsung dilarikan ke RS Oksibil untuk mendapatkan perawatan medis,” tambah Kombes Pol Ignatius Benny.
Adapun nama-nama pekerja yang disandera yakni staf PT. IBS, Asmar yang mengalami luka di bahu kanan, lalu staf distrik, Peas Kulka, kemudian pemuda dari distrik Borme, Sinus Lepitalem, dan staf PT. IBS bernama Fery yang mengalami luka di bahu kiri. (fajar)