Fadli Zon Sebut Prabowo Bicara Reformasi Sejak Tahun 1994, Fahri Hamzah: Dia Nggak Bisa Dianggap Murni Bagian dari Kekuasaan

  • Bagikan
Prabowo Subianto

FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto merupakan mantan menantu dari mantan presiden Soeharto yang memimpin Indonesia selama 32 tahun. 

Belakangan, nama Menteri Pertahanan ini kerap jadi perbincangan publik karena menjadi salah satu figur potensial capres untuk pilpres 2024. 

Tak sedikit yang kembali mengaitkan nama Prabowo dengan masa orde baru jelang reformasi.

Dimana saat itu, Soeharto yang memimpin disebut-sebut otoriter. 

Waketum Partai Gerindra, Fadli Zon menyampaikan, Prabowo sudah bicara reformasi sejak tahun 1994.

“Dia (Prabowo, red) sudah bicara reformasi waktu itu. Tahun 1994,” ucapnya dalam kanal YouTube Total Politik, tayang, Senin, (15/5/2023).

Saat ditanya apakah itu berarti Prabowo bicara pergantian kekuasaan. Fadli tak menjawab secara jelas.

“Nah, pergantian kekuasaan ini nanti. Saya undang saudara Fahri sebagai Ketua Umum KAMI bulan April 1998. Saya sudah selesai, saya sudah jadi anggota MPR 97,” tutur Anggota DPR RI ini.

Dia juga membeberkan kedekatan Prabowo dengan berbagai kalangan saat itu, mulai mahasiswa hingga kelompok Gus Dur.

“Pada waktu itu Pak Prabowo juga bukan dengan mahasiswa yah. Tapi juga dengan kelompok Gus Dur misalnya yang udah pasti berkawan, dengan MH Ainun Nadjib, dengan kelompok ICMi itu sudah pasti dengan pak Hadi Sasono. Termasuk jenderal yang kritis seperti Jenderal Nasution,” tandasnya.

Sementara itu, Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah mengungkap peran Prabowo kala itu.

“Peran Prabowo. Ini penting sebenarnya. Karena banyak orang yang keliru tentang Prabowo. Jadi manusia yang berada di tengah sejarah itu, karena sisinya banyak itu akhirnya sering jadi kontroversi dan sering mudah salah paham,” kata Fahri.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan