FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Riak-riak tahun politik mulai diwarnai persaingan ketat antar calon. Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Prabowo Subianto menjadi bakal calon presiden yang telah diumukan oleh partai dan koalisi.
Tentunya para capres ini membutuhkan dukungan yang besar untuk duduk di kursi nomor satu Indonesia.
Ahli tarot, Denny Darko meramalkan jika Anies menjadi presiden belum tentu membawa perubahan bagi Indonesia menjadi lebih baik seperti jargon yang diusungnya selama ini.
"Para pendukung Mas Anies Baswedan dan koalisi perubahan ini serius berpikir kalau ternyata mereka yang akan memenangkan pemilu, hidupnya nanti akan berubah secara drastis menjadi lebih baik tiba-tiba. Hidup akan terasa lebih ringan, harga akan lebih murah, lapangan pekerjaan harus lebih banyak, dolar akan turun. Kalau merujuk kata jin di dalam satu iklan rokok ngimpi," katanya dikutip Selasa (16/5/2023).
Lebih lanjut dia menjelaskan, perubahan-perubahan yang diinginkan oleh para pendukung Anies tidak akan terjadi karena menurutnya itu sudah menjadi harga mati.
Hal ini terkait dengan kepentingan Amerika Serikat di Indonesia yang kini dihalau oleh pemerintahan Jokowi.
"Saya katakan bahwa perubahan itu tidak akan mungkin terjadi karena ini sudah harga mati. Ini semua adalah tentang bagaimana atau kepentingan Amerika Serikat untuk berkecimpung di Indonesia ini bisa dilakukan lagi atau sulit untuk dilakukan persis 9 tahun yang lalu saat Pak Jokowi memimpin kabinetnya dan berusaha untuk berdiri di kaki sendiri tidak dipengaruhi secara penuh oleh Amerika Serikat," lanjutnya.
Menurut Denny, Anies memiliki kepentingan yang berseberangan dengan pemerintahan Jokowi yang tidak ingin berdiri atas bantuan Amerika.
Anies disebut memiliki kepentingan dengan Amerika. Namun, disisi lain, bangsa kita disebut menuju ke arah komunisme.
"Saya menonton Ade Armando dan Refli Harun di saat bersama atau saya katakan ini semua adalah tentang mendingan Amerika Serikat atau kita berdiri di atas kaki kita sendiri tidak ada yang lain. Tentu saja di sini saya tetap menduga bahwa Mas Anies ini masih tetap ada kepentingan Amerika yang ada di belakang. Tapi sekarang itu pemerintahan kayaknya menuju ke arah komunis karena terlalu dekat dengan China orang-orang dari China itu banyak datang ke sini," jelasnya.
Jika Indonesia kembali memilih berpihak Amerika, bisa saja terjadi, namun perlu dipertimbangkan bagaimana kekuatan Amerika saat ini.
Jika memang pendukung Anies tetap memperjuangkan pemimpin andalannya duduk di kursi Presiden.
Jika pemilu dimenangkan koalisi PKS, Demokrat dan Nasdem yang dinilai Denny masih kebingungan, maka perubahan tidak akan terjadi.
Di awal mungkin programnya akan berjalan, namun ke belakang akan tetap sama.
"Jika ternyata dimenangkan oleh PKS dan Demokrat dan partai Nasdem yang sekarang ini masih bingung akhirnya saya katakan dan hasil kali ya akan tetap sama-sama saja. Mungkin di awal akan terlihat beberapa program itu dilaksanakan untuk menunjukkan bahwa apa yang terjadi, tetapi dari banyak sekali Pemilu enggak pernah saya alami selama 45 tahun untuk Indonesia baru di era Pak jokowi ini. Mungkin 80 persennya gitu terus pembangunan di Indonesia Timur," tuturnya.
Denny pun menyarankan agar para pendukung Anies tidak berharap kemenangan di tahun 2024 dan menunggu 5 tahun lagi.
Alasannya karena dia tidak pernah mendapatkan pemimpin atau kekuasaan dipegang oleh satu penguasa selama 3 periode.
"Maka daripada itu akan lebih baik kalau tunggu 5 tahun lagi. Biarkan rezim ini menyelesaikan apa yang sudah dimulai toh kita kan belum punya kepemimpinan selama 3 kali pemilu atau 15 tahun yang dipimpin oleh penguasa yang sama," katanya.
"Bukankah lebih baik kita mengawasi jalannya pejabat dan pemerintahan daripada kita hamburkan uang melakukan demokrasi dan pemilik yang mana endingnya akan tetap bersama-sama saja. Maka bangunlah kalian semua karena siapapun pemimpinnya pasti kalian tidak akan berubah kecuali kalian bekerja tapi cerdas," pungkasnya. (Elva/Fajar)