Senimah memegang teguh janjinya kepada keluarga yang mengadopsi Jordy Nijkerk, anaknya. Dia tidak akan mencarinya. Setelah terpisah ribuan kilometer selama 43 tahun, ibu dan anak itu kembali bertemu.
WAHYU ZANUAR BUSTOMI, Surabaya
SENIMAH tak kuat membendung air matanya saat berjumpa dengan Jordy Nijkerk di Ngagel Mulyo Gang IV (3/5). Ibu dan anak itu saling berpelukan melepas rindu. ”Aku tidak menjual anak,” kata Senimah.
Berkali-kali Senimah mengucapkan kalimat tersebut untuk menegaskan bahwa dirinya sangat menyayangi Jordy. Dia sempat mencari keberadaan anaknya. Namun, keluarga yang mengadopsi Agus Purnomo, nama lahir Jordy, membawanya tinggal di Belanda.
Tidak banyak kata yang terucap di awal perjumpaan ibu dan anak tersebut. Keduanya hanya saling berpelukan. Senimah tidak ingin kehilangan anaknya untuk kali kedua. Jordy akhirnya menemukan kembali ibu kandungnya.
Jordy adalah anak kandung Senimah. Tepatnya anak ketiga. Keduanya berpisah 43 tahun. Dia masih ingat betul Jordy lahir pada 13 November 1980 di sebuah klinik di daerah Bendul Merisi.
Dua hari setelah persalinan, perempuan 65 tahun itu didatangi sepasang suami istri.
Suami istri itu pernah datang ke rumah Senimah saat usia kandungannya menginjak 8 bulan. Keduanya belum memiliki anak. Mereka hendak meminta izin untuk mengadopsi anak yang dikandung Senimah.
Awalnya, Senimah ragu. Meski kondisi ekonominya sedang tak baik-baik saja, dia tidak ingin memberikan anaknya kepada orang lain. Apalagi kepada orang yang baru saja dia kenal.
Namun, hati Senimah akhirnya luluh saat suami istri itu menjanjikan merawat Agus dengan baik. Mereka juga bakal menyekolahkan Agus hingga jenjang pendidikan yang paling tinggi.
Suami istri itu akhirnya mendapatkan izin mengadopsi Agus yang kala itu masih berada dalam kandungan. Sebagai bentuk kesepakatan, Senimah menandatangani sepucuk surat. ”Saya harus berjanji tidak boleh mencarinya (anaknya). Biarkan Agus yang mencari saya saat sudah besar,” ungkap Senimah.
Janji itu dijaganya hingga puluhan tahun. Kedua anaknya, kakak-kakak dari Jordy, tidak mengetahui memiliki adik. Termasuk suaminya. Di Belanda, Jordy dirawat dengan baik.
Semakin beranjak dewasa, Jordy mulai menyadari bahwa dirinya adalah anak adopsi. Keluarganya di Belanda tak menutupi informasi tersebut. Jordy pun mendapatkan penjelasan bahwa dirinya berasal dari Indonesia. ”Saya baca dokumen adopsi saya,” katanya.
Sayangnya, dokumen adopsi itu tidak detail. Beberapa informasi tidak ada seperti nama ibu kandung Jordy. Berbekal informasi yang tidak lengkap tersebut, dia putuskan untuk terbang ke Surabaya. (fajar/jawapos)