FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi VIII DPR RI Yandri Susanto meminta Kementerian Agama mengantisipasi cuaca panas di Arab Saudi pada musim haji 1444 Hijriah/2023 Masehi. Kemenag mempertimbangkan pengadaan rompi khusus.
Yandri Susanto mengatakan, jika cuaca di Arab Saudi telah diprediksi bakal puncak musim panas selama musim haji, maka pemerintah harus mempertimbangkan langkah antisipasi.
Legislator fraksi PAN itu menyebut jika puncak musim panas di Arab Saudi diprediksi bisa sangat tinggi dibanding di Indonesia. Makanya, perlu langkah-langkah antisipasi untuk mengatasi hal tersebut.
Apalagi pada musim haji tahun ini banyak lansia yang harus mengikuti semua rangkaian ibadah haji. Berdasarkan laporan Kemenag, sekitar 64 ribu dari 221 ribu calon haji adalah lansia.
Menurut Yandri, lansia di Indonesia belum pernah merasakan suhu panas seperti di Arab Saudi, berbeda dengan suhu panas di Indonesia yang kelembapannya masih tinggi.
"Ini tidak pernah mereka alami selama di Indonesia. Kalau di Indonesia, kan, gampang, bisa berteduh, gampang mandi ya kan? pokoknya gampang kalau di Indonesia, tapi ketika masuk memasuki tanah Saudi itu sesuatu yang sangat baru," kata dia.
Untuk itu, ia meminta Kemenag terus berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan perihal kondisi tersebut. Jangan sampai cuaca panas membuat banyak calon haji gagal melaksanakan rangkaian ibadah haji.
"Kira-kira apa yang sangat urgent untuk disiapkan, untuk antisipasi cuaca yang ekstrem itu Gusmen (panggilan Menag Yaqut) sehingga nanti kita tidak kelabakan," kata dia.
Sementara itu, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengatakan pihaknya akan berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan untuk mengantisipasi suhu panas Arab Saudi.
Jika pada penyelenggaraan tahun sebelumnya setiap anggota jamaah mendapatkan rompi khusus yang dapat mengatur kondisi tubuh, kini Kemenag belum mengetahui apakah akan disediakan seperti tahun kemarin.
Di sisi lain, jika masih ada anggaran, Kemenag akan me-refocusing anggaran untuk penyediaan alat-alat yang dapat membantu jamaah.
"Tahun kemarin saya mencoba rompi yang dibikin Kemenkes dan memang sangat membantu. Problem memang anggaran. Apakah Kemenkes mau mengadakan itu, kita tidak tahu karena harganya mahal," kata dia. (antara/fajar)