FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Perdagangan hari ini (19/5) ditutup dengan rupiah melemah hingga 61 poin. Terkapar di level Rp14.910 per dolae Amerika Serikat (AS).
Pelemahan ini terbilang parah, mengingat penutupan hari sebelumnya masih bertengger di level Rp14.868.
“Dalam penutupan pasar akhir pekan, mata uang rupiah ditutup melemah 61 poin,” ujar Direktur PT.Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi.
Ibrahim mengatakan, penguatan ini tak terlepas dari kekhawatiran sektor perbankan AS yang mulai menghilang. Dilihat dari inflasi yang membaik dan klaim pengangguran hari Kamis yang menunjukkan pasar tenaga kerja yang masih ketat.
“Dengan jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran turun lebih dari yang diharapkan,” jelasnya.
Selain itu, sejumlah pejabat Fed telah menyatakan keprihatinan minggu ini bahwa Departemen Keuangan AS diperkirakan akan pulih dari resesi 10 hari.
“Harga berjangka dana Fed menunjukkan peluang 33% bahwa Fed dapat menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin lagi bulan depan, dibandingkan dengan peluang sekitar 10% seminggu yang lalu,” terangnya.
Karenanya, Ibrahim memprediksi perdagangan pekan depan rupiah akan kembali melemah di hadapan dolar AS. Meski dibuka dengan fluktuatif.
“Mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah direntang Rp14.910- Rp15.000,” ungkapnya. (Arya/Fajar)