Beda Pendapat soal Konser Coldplay, Sandiaga Uno Sebut Berdampak Positif bagi Ekonomi, Anwar Abbas Singgung Dukungan LGBT

  • Bagikan
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno-dok.kemenparekraf-

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Rencana grup band asal Inggris Coldplay menggelar konser di Stadion Gelora Bung Karno menimbulkan silang pendapat berbagai kalangan. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengatakan, konser Coldplay dapat membangkitkan ekonomi dan menyerap tenaga kerja.

Di sisi lain, sejumlah elemen masyarakat menolak konser Coldplay di Indonesia lantaran ditengarai salah satu personel bandnya mendukung hak LGBT. Salah satu tokoh yang suarakan penolakan konser Coldplay adalah Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas.

Anwar Abbas menyatakan penolakannya, sebab dinilainya penyelenggaraan konser band asal Inggris itu melanggar konstitusi. Anwar Abbas menyebut, penyelenggaraan konser Coldplay bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945, terutama Pasal 29 ayat (1).

Lebih lanjut, Anwar Abbas menyebut konser Coldpay berdampak buruk bagi moral dan akhlak genarasi muda Indonesia. Sebab, kata Anwar Abbas, Coldplay grup musik yang mendukung LGBT.

Konser Coldplay resmi akan diselenggarakan di Indonesia. Konser tersebut akan digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) pada 15 November 2023.

Tentu konser ini menjadi pertunjukan yang dinanti selama ini. Coldplay pun telah mengumumkan harga tiket konser mereka. Mulai dari Rp800 ribu hingga Rp11 juta.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengapresiasi imbauan dari MUI mengenai dampak moralitas anak-anak bangsa terhadap grup musik Coldplay yang disebut mendukung kelompok LGBT.

Menurutnya dalam negara demokrasi memberikan ruang untuk memberi pendapat dan kritik.

Sandi menjelaskan tugas pemerintah mempersiapkan adanya kegiatan yang berpotensi memulihkan ekonomi dan membuka lapangan kerja baru. Seperti perizinan dan keamanan.

Menurutnya, konser musik Coldplay dapat berdampak positif terhadap ekonomi, terbukanya peluang usaha dan bisa membuka 4,5 juta lapangan kerja baru yang berkualitas di tahun 2024.

"Itu yang kita persiapkan dengan baik. Seperti tahun lalu G20 kita persiapkan dan Alhamdulillah tahun ini selain Coldplay banyak lagi konser-konser lain yang sedang dipersiapkan. Baik dari artis band luar negeri maupun juga dalam negeri," ujar Sandi usai menghadiri Halal Bihalal MUI, di Hotel Bidakara, Kamis malam 18 Mei 2023.

Lebih lanjut Sandi tidak mempersoalkan adanya penolakan akan kehadiran Coldplay lantaran dianggap mendukung LGBT.

Sandi berharap penolakan tersebut tidak berujung pada pelanggaran hukum yang bisa merugikan semua pihak.

"Ya tentunya ini negara demokrasi, yang (nolak) silakan saja, ada kanalnya. Kami tugasnya mempersiapkan kalau ada yang mau menyampaikan tentunya," ujar Sandi.

"Makanya saya juga hadir di sini (acara MUI) untuk mendengarkan langsung, jika ada yang keberatan dan mekanismenya disampaikan sesuai dengan koridornya," imbuhnya.

Menanggapi respons Sandiaga Uno itu, Anwar Abas mempertanyakan sikapnya.

"Saya kaget membaca pikiran Sandiaga Uno yang melihat sesuatu hanya dari sisi ekonomi saja padahal beliau adalah seorang menteri," kata Anwar dalam keterangan tertulis.

Ia pun berpesan kepada Sandi untuk tidak lagi bersikap sebagai pedagang atau politikus. Sebab, saat ini dia menjabat sebagai menteri.

"Seharusnya seseorang bila sudah jadi menteri jangan lagi menjadi pedagang dan atau politisi tapi harus menjadi negarawan di mana kalau dia akan melakukan sesuatu maka dia harus memikirkan apa dan bagaimana dampak dari kegiatan dan tindakan yang akan dilakukannya terhadap semua sisi dan segi dari kehidupan kita sebagai sebuah bangsa," katanya.

Anwar berpendapat kalau saat ini banyak pejabat di Indonesia yang tak lagi berpikir ideologis serta Pancasilais, melainkan sudah liberal dan pragmatis.

Hal tersebut disampaikannya karena mengetahui kalau band Coldplay mendukung kelompok LGBT.

Oleh karenanya ia berujar kalau seharusnya pemerintah Indonesia tidak hanya memikirkan soal uang, tetapi juga bagaimana menjaga akhlak, moralitas, dan budaya bangsa. (fajar/disway)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan