FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Anggota DPR RI Dedi Mulyadi dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto sepakat kalau desa sebagai benteng pertahanan negara, saat berdiskusi bersama pengurus pusat Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia.
"Selama ini secara umum pertahanan negara itu kekuatan alutsista seperti pesawat tempur, rudal, tank, kapal selam, sistem informasi pertahanan darat, laut dan udara. Berpikirnya teknologi," kata Dedi, di Purwakarta, Sabtu.
Ia menyampaikan, ada sebuah kisah dari negeri tirai bambu terdapat satu benteng yang tak bisa ditembus pasukan lawan. Namun benteng itu berhasil ditembus Jengis Khan dengan menyuap para penjaga. Hal itu yang kini masuk dalam Sistem Pertahanan Keamanan Rakyat Semesta (Sishankamrata).
Menurut dia, Sishankamrata merupakan integrasi antara masyarakat dengan tentara dan manusia dengan semesta. Teori Sishankamrata ini sudah berhasil dalam praktik perang gerilya, di mana tentara dan rakyat menyatu dengan alam.
Terkait hal tersebut, Dedi menilai desa sebagai kekuatan terbesar dari seluruh bagian Indonesia. Selama ini wilayah terbesar laut, pantai, gunung dan sawah terbentang luas di desa sehingga kekuatan tersebut harus terpelihara.
"Kopasus, Paskhas, Denjaka tidak akan menjadi pasukan yang disegani kalau tidak ada hutan, laut dan wilayah udara yang terbentang luas dengan nilai kesemestaan. Di sisi lain mata telinga negara itu rakyat yang memiliki pemimpin mulai dari tingkat RT, RW dan desa," katanya.
Atas hal itu, maka Indonesia harus dijaga dari desa sebagai bentang perbatasan laut, darat dan udara Indonesia.