Kenaikan Harga Telur Ayam, Satgas Pangan Polri Identifikasi Penyebabnya

  • Bagikan
Ilustrasi pedagang telur ayam (Salman Toyibi/JawaPos)

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Satgas Pangan Polri mengidentifikasi penyebab kenaikan harga telur ayam ras di sejumlah pasar berdasarkan hasil pemantauan di beberapa wilayah.

"Ada beberapa penyebab meningkatnya harga telur ayam ras," kata Kepala Satgas Pangan Pusat Brigjen Pol. Whisnu Hermawan di Jakarta, Senin.

Penyebab pertama, katanya, kenaikan harga disebabkan adanya kelangkaan bahan baku pakan ternak, khususnya ayam petelur. Kondisi itu menyebabkan harga pakan ayam yang tinggi mencapai Rp8.500 sampai Rp8.700 per kilogram.

Menurut Whisnu, tingginya harga pakan merupakan refleksi dari harga bahan baku pakan, sehingga menyebabkan tidak semua peternak ayam petelur dapat membeli pakan ternak.

"Sebagian peternak ayam petelur memilih untuk tutup dan peternak ayam petelur yang sanggup membeli pakan akan menaikkan biaya produksinya," jelasnya.

Kedua, biaya transportasi atau angkutan distribusi telur dari daerah penghasil telur ke daerah yang belum memiliki kemampuan mencukupi kebutuhan telur cukup mahal.

"Beberapa daerah belum bisa mencukupi kebutuhan telur ayam ras di daerahnya, sehingga masih supply dari daerah lain," tambahnya.

Ketiga, permintaan kebutuhan masyarakat akan telur ayam ras cukup tinggi, salah satunya untuk program pencegahan stunting yang dilakukan Pemerintah.

"Adanya bantuan sosial dan kebijakan dari Badan Pangan terkait stunting," katanya.

Satgas Pangan Polri terus berupaya mencari solusi untuk mengendalikan harga serta ketersediaan telur ayam ras di masyarakat.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan