FAJAR.CO.ID, JAKARTA-- Pengamat politik Rocky Gerung memprediksi pertanyaan yang akan diajukan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri kepada Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka usai mendamipingi relawan Gibran dan Jokowi dari Jateng-Jatim bertemu Ketum Gerindra Prabowo Subianto.
Menurutnya, pemanggilan yang dilakukan PDIP kepada Gibran setelah mendamping Prabowo bertemu relawan bisa berupa pertanyaan kepada siapa dukungan anak Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu diarahkan.
"Orang juga merasa apa yang dipertentangkan kalau Gibran misalnya dipanggil akan ditanya apakah anda masih Soekarnoisme atau enggak, kan cuma ditanya apakah anda Prabowoisme atau Jokowisme sebetulnya atau Megaisme, jadi ini sebetulnya intinya," ungkapnya.
Berdasarkan pemberitaan yang beredar, pertengkaran internal PDIP semakin lama semakin tidak jelas, sedangkan di luar orang riuh menantikan balas dendam Jokowi dan Megawati.
"Dan kita baca di media masa pertengkaran dalam PDIP itu makin lama makin absurd, sementara di luar justru publik sedang tepuk tangan tuh kalau terjadi balas dendam antara Jokowi dan Megawati berlanjut terus," ujarnya.
Lebih lanjut, Rocky menilai perselisihan di PDIP disebabkan karena ketiadaan kaderisasi, sehingga faktor pencapresan Ganjar Pranowo bisa dikesampingkan.
"Maka hidupkanlah demokrasi dalam bentuk yang fatalistis tuh, jadi di dalam PDIP sendiri gontok-gontokan itu dibaca sebagai ketiadaan kader, kalau ada kaderisasi nggak mungkin ada gontok-gontokan," ucapnya dikutip dari YouTube Rocky Gerung Official, Senin (22/5/2023).
"Kan Jokowi, Gibran, Bambang Pacul, Masinton kader PDIP, tetapi dari awal keluarga besar PDIP itu sebetulnya isi inovaksionalisme itu dan tidak diikat oleh prinsip Soekarnoisme," tandasnya.(wartaekonomi)