Pembangkit Geotermal Kamojang Pelopor Pemanfaatan Energi Berkelanjutan

  • Bagikan
Pembangkit Listrik Tenaga Panasbumi (PLTP) Kamojang di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, pada Rabu (17/5/2023). PLTP ini beroperasi kali pertama sejak tahun 1983 atau 40 tahun lalu. ANTARA/Faisal Yunianto.

Hanya saja untuk pengembangan ke depan, skema joint operation tidak akan dipilih lagi oleh PGE. Hal itu karena sesuai Undang-Undang Panas Bumi, pemilik WKP bisa melakukan pengembangan energi panas Bumi mulai dari hulu hingga ke hilir.

Untuk mendukung rencana ekspansinya, PGE telah menyiapkan investasi senilai 1,6 miliar dolar AS dalam 5 tahun ke depan. Investasi tersebut untuk mendukung peningkatan kapasitas terpasang yang dioperasikan sendiri sebesar 600 MW, yakni dari 672 MW saat ini menjadi 1.272 MW pada tahun 2027.

Selanjutnya, pada 2024 emiten Bursa Efek Indonesia (BEI) ini juga menyiapkan investasi baru senilai total 350 juta dolar AS. Apabila ditotal maka investasi yang disiapkan PGE mencapai 1,6 miliar dolar AS sepanjang 2023 hingga 2027.

Besarnya alokasi investasi yang hampir Rp24 triliun menunjukkan bahwa bisnis geotermal bakal menjadi salah satu tumpuan dari Pertamina, khususnya untuk transisi ke bisnis energi terbarukan.

Manajemen puncak PT Pertamina (Persero) dalam beberapa kesempatan juga telah menyampaikan bahwa energi terbarukan akan menjadi salah satu bisnis unggulan BUMN ini mengingat bahan bakar fosil suatu saat akan habis. Apalagi, teknologi PLTP tidak menghasilkan polusi dan berkontribusi bagi penurunan emisi gas rumah kaca (GRK).

Di sisi lain, Indonesia masih memiliki peluang besar mengembangkan energi panas Bumi. Saat ini, Indonesia merupakan negara nomor dua setelah Amerika Serikat yang memiliki potensi panas bumi terbesar di dunia. Fakta ini meyakini bahwa panas bumi bisa menjadi salah satu andalan pasokan energi terbarukan pengganti energi fosil.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan