FAJAR.CO.ID, JAKARTA-- Lembaga survei Pomatrix Indonesia baru saja merilis hasil survei yang dilakukan 5—12 Mei 2023 terhadap 2.000 responden mewakili 34 provinsi.
Hasilnya, PDI Perjuangan (PDIP) sepertinya mendapat lawan seimbang pada Pemilu 2024. Survei Polmatrix menunjukkan PDIP tak lagi mendominasi elektabilitas setahun menjelang pemilihan umum. Elektabilitas PDI Perjuangan hanya 16.05 persen, sedangkan Partai Gerindra mencapai 15.1 persen.
Yang menyedihkan, elektabilitas NasDem anjlok di bawah parliamentary threshold (PT), hanya sebesar 3,1 persen.
Golkar yang memimpin Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) tengah merapat ke poros Gerindra dan PKB yang tergabung dalam koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR).
Elektabilitas Golkar bertengger pada peringkat ketiga sebesar 8,8 persen, sedangkan PKB 7,7 persen.
Sejumlah partai lainnya menyatakan keinginan bergabung dalam koalisi besar, di antaranya Partai Solidaritas Indonesia (PSI) sebesar 5,8 persen.
Ada dua partai oposisi yang tergabung dalam Koalisi Perubahan, yaitu Partai Demokrat (8,2 persen) dan PKS (4,5 persen).
Partai-partai lainnya berada di bawah NasDem, di antaranya dua partai anggota KIB, yaitu PPP (2,7 persen) dan PAN (2,0 persen).
Berikutnya ada Perindo (1,5 persen), Gelora (1,3 persen), dan Ummat (1,0 persen). PBB (0,7 persen), Hanura (0,4 persen), dan PKN (0,1 persen). Partai Garuda dan Partai Buruh nihil dukungan, sedangkan sisanya menyatakan tidak tahu/tidak jawab sebanyak 21,1 persen.
"Elektabilitas Gerindra menempel ketat PDIP, sedangkan NasDem kembali ambles di bawah parliamentary threshold (PT)," ujar Direktur Eksekutif Polmatrix Indonesia Dendik Rulianto.
Menurut Dendik Rulianto, PDIP mendapat tekanan publik seusai batalnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U20. Elektabilitas PDIP cenderung stagnan meskipun telah mempercepat deklarasi Ganjar Pranowo sebagai calon presiden.