FAJAR.CO.ID, JAKARTA— Pakar hukum tata negara Refly Harun mempertanyakan tujuan Presiden Jokowi mengundang Jenderal Purn ke Istana Negara.
Refly juga mempertanyakan hal mendesak hingga Jokowi mengundang jenderal purnawirawan ke Istana. Namun di sisi lain jenderal yang kritis pada pemerintah seperti Gatot Nurmantyo tak diundang.
“Lagi-lagi Jokowi bicara tentang Pemilu, dan kali ini dia kumpulkan purnawirawan, pertanyaannya what’s for?” kata Refly dalam video di kanal Youtube miliknya seperti dilihat Senin (22/5/2023).
Refly meragukan, undangan Jokowi pada para purnawirawan itu sekadar kumpul biasa.
Menurutnya, perlu diuraikan gamblang apakah turut dibahas soal preferensi calon presiden utamanya, dalam pertemuan itu.
“Kira-kira presiden preferensi calon tertentu nggak? Atau misalnya purnawirawan yang datang itu pakai preferensi tertentu nggak?” katanya.
Pertanyaan itu, kata Refly lagi, perlu dijelaskan karena ternyata tidak semua purnawirawan diundang.
Seperti mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo yang kritis pada pemerintah, tidak ada dalam pertemuan itu.
“Misalnya mengapa Gatot Nurmantyo yang jelas mantan Panglima TNI tidak diundang,” tandasnya.
Diketahui, setelah mengumpulkan ketua umum partai politik koalisi pemerintah, giliran purnawirawan TNI diundang Presiden Joko Widodo dalam pertemuan di Istana Negara, Jakarta, Senin (22/5).
Ketua Umum DPP Persatuan Purnawirawan dan Warakawuri TNI dan Polri (Pepabri) Jenderal TNI (Purn) Agum Gumelar bersama Ketua Umum Persatuan Purnawirawan TNI-AD (PPAD) Letjen TNI (Purn) Doni Monardo, Ketua Umum (Ketum) Persatuan Purnawirawan Angkatan Laut (PPAL) Laksamana TNI (Purn) Siwi Sukma Adji, dan ketua umum PPAU Marsekal TNI (Purn) Djoko Suyanto, serta undangan lainnya.