FAJAR.CO.ID -- Kepala Bidang Kesehatan Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi dr M. Imran menyebutkan kaki melepuh menjadi kasus yang biasa terjadi dalam setiap penyelenggaraan ibadah haji untuk wilayah Madinah, berbeda dengan di Masjidil Haram, Mekkah.
Imran ditemui di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Madinah, Selasa, menjelaskan kasus kaki melepuh biasanya disebabkan karena peserta calon haji Indonesia jalan keluar masjid menuju masjid tanpa sandal.
"Biasanya peserta calon haji Indonesia meninggalkan sandalnya di luar masjid seperti kebiasaan di Tanah Air dan saat kembali sandalnya tidak ada atau keluar dari pintu yang berbeda," kata Imran.
Sementara dengan kondisi yang terik, kata Imran, hanya jalan 10 meter saja bisa membuat melepuh seluruh telapak kaki akibat panasnya lantai luar masjid.
"Ini berbeda dengan Masjidil Haram di Mekkah yang memiliki keramik dingin, sehingga saat panas terik melakukan tawaf mengelilingi Ka'bah tidak akan membuat kaki melepuh, sementara di Masjid Nawabi Madinah tidak memiliki keramik dingin," kata Imran.
Kasus kaki melepuh, lanjut Imran, bisanya terjadi karena peserta calon haji melihat sandalnya tidak terlampau jauh dan memaksakan jalan tanpa sandal. Akibatnya, kedua telapak kakinya melepuh, sehingga perlu pengobatan dan perawatan setidaknya selama satu minggu.
"Bahkan jika yang bersangkutan memiliki penyakit bawaan seperti diabetes, bisa sampai dua minggu perawatan. Oleh karena itu, saat sandal hilang, maka sampaikan ke petugas," katanya.