FAJAR.CO.ID, MAKASSAR – Komisi Pengkajian, Penelitian dan Pengembangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Makassar melakukan bedah buku kumpulan khutbah Jumat "Pondasi Iman dan Ibadah" dengan tema "Mencari Format Khutbah Jumat yang Ideal", Selasa (23/5/2023).
Bedah buku dan diskusi publik tersebut dihadiri perwakilan MUI Kecamatan se-Kota Makassar.
Bedah buku tersebut dilaksanakan berdasarkan program yang dicetuskan dalam rapat kerja MUI Kota Makassar.
Ketua MUI Makassar, AGH Baharuddin mengatakan, khutbah merupakan bagian daripada salat Jumat.
Baharuddin menyebut, tidak sah Jumat tanpa adanya khutbah. Sebab, khutbah sebagai pengganti dua rakaat salat zuhur.
Menganggap merupakan sesuatu yang sangat penting, Baharuddin menuturkan, isu khutbahnya perlu dibuatkan format agar tidak sama dengan ceramah biasa.
"Kalau khutbah itu tidak boleh seenaknya saja apalagi mau melucu-lucu, perlu adanya format yang betul, karena khutbah itu menyempurnakan ibadah, khutbah ada syarat-syaratnya ada rukun-rukunnya," ujar Baharuddin, Selasa (23/5/2023).
"Ada orang biasanya menganggapnya khutbah dan membacanya sebagai ceramah biasa, kalau itu menurut Mazhab imam Syafi'i itu tidak sah maka itu perlu memang ada format tertentu, faktor itulah sehingga di adakan pada hari ini untuk mencerahkan," sambung dia.
Sementara itu, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan kota Makassar Andi Bukti Djufrie yang mewakili Wali Kota Makassar mengapresiasi kegiatan tersebut.
Dia juga mengatakan hal senada dengan Baharuddin. Menjadi bagian yang sangat penting dalam memberikan khutbah Jumat.