Kloter Pertama Jemaah Haji Embarkasi Makassar Didominasi Lansia

  • Bagikan

FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Jemaah haji kloter 1 tahun 1444 H/2023 mulai memasuki asrama di daerah masing-masing. Hal yang sama juga untuk jemaah embarkasi Makassar yang mulai masuk asrama sejak pukul 08.00 wita pagi ini Selasa (23/5/2023).

Kepala Bidang Penyelenggara Haji dan Umrah (PHU) Kanwil Kementerian Agama (Kemenag) Sulsel, Ikbal Ismail menjelaskan jemaah dan petugas haji yang masuk di kloter pertama ini berjumlah 393 orang yang berasal dari Makassar. 

Dia menjelaskan proses penerimaan haji tahun ini memiliki SOP yang berbeda dari tahun lalu. Sehingga menurutnya akan dilakukan evaluasi setelah melihat kloter 1 ini. 

"Proses peneriamaan karena ini SOP baru. Kami masih melihat kondisi nanti sebentar setelah kita melihat penerimaan kloter pertama ini kita akan evaluasi itu. Alhamdulillah ini sudah mulai lancar dan setelah jamaah dilayani di aula lalu mereka di antar ke wisma untuk istirahat. Kloter 1 Makassar 393 sama petugasnya," katanya. 

Para jemaah langsung diarahkan untuk beristirahat ke wismanya masing-masing setelah mengikuti acara penerimaan oleh panitia haji. 

"Mereka masuk diterima oleh panitia dan tidak ada lagi acara ceremony yang kedua mereka dilayani oleh pelayanan koper kabin ke wismanya masing-masing," katanya. 

Sebelum keberangkatan pada Rabu (24/5/2023) dini hari, jemaah terlebih dahulu akan menerima pemeriksaan kesehatan sekitar pukul 21.30 Wita, lalu akan diarahkan ke aula dan dilepas secara resmi. 

"Kedua layanan lembar akomodasi, lalu kemudian pemeriksaan kesehatan sebentar jam 21.30 kami dorong ke aula pemberangkatan dan pelepasan secara resmi," jelasnya. 

Ikbal juga menuturkan jika sebagian besar jemaah haji di kloter satu ini didominasi oleh lansia. Panitia telah menyiapkan fasilitas berupa kursi roda. 

"Sebagian besar lansia, sepertiga. Kami menyiapkan kursi roda sebanyak jumlah lansia dalam kloter tersebut langsung masuk ke gudang untuk dibawa ke pesawat. Untuk mobile mereka di asrama haji ini mereka menggunakan milik panitia," kata dia. 

Selain SOP yang berbeda tahun ini, living cost yang diberikan juga berbeda dari tahun lalu. Living cost yang disediana hanya setengah dari jumlah sebelumnya yakni 1.500 real atau Rp. 6.060.000. Pada aturan baru ini diberikan sebanyak 750 real atau Rp. 3.030.000. 

"Living cost bedanya dengan tahun lalu. Kalau tahun lalu sebsuanyak 1.500 real nah dirupiahkan 6.060.000 kalau tahun ini 750 real dan dibagi dalam bentuk rupiah sebanyak 3.030.000," sebutnya. 

Ikbal menjelaskan penurunan terjadi akibat terjadi peningkatan harga di Mekkah. Hal ini juga karena pemerintah menginginkan jemaah dapat melunasi pembayaran dengan harga yang lebih terjangkau. 

"(Penurunan) karena harga di mekkah naik di sisi lain, DPR dan pemerintah menginginkan jemaah haji di dalam pelunasannya dapat terjangkau ini hanya dikembalikan juga uang jamaah daripada pelunasannya repot lebih baik living costnya diturunkan agar mereka bisa melunasi dan berangka haji," pungkasnya. (Elva/Fajar). 

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan