Selain persoalan media massa yang jelas-jelas memiliki afiliasi dengan partai politik, Mahfud menilai kondisi semakin rumit karena perkembangan berbagai kanal media sosial, yang menjadi ladang subur munculnya kalangan pendengung atau buzzer yang bisa dibayar siapapun untuk membentuk opini, termasuk opini politik.
"Oleh sebab itu saudara sekalian saya ingin mengajak kita semua, mari kita jaga pemilu kita melalui literasi politik dan media yang benar," katanya.