FAJAR.CO.ID, MAKASSAR — Salah satu daerah pemilihan (dapil) yang persaingannya cukup ketat yaitu Dapil Sulsel 3 DPR RI.
Di dapil ini komposisi bacalegnya dari sejumlah parpol peserta Pileg 2024, diisi mantan kepala daerah, anak, suami, dan istri kepala daerah, pengusaha, dan tokoh masyarakat berpengaruh di daerah masing-masing.
Dapil ini meliputi 9 kabupaten/kota. Yakni, Kab. Luwu, Kota Palopo, Kab. Lutra, Kab. Lutim, Toraja Utara, Tana Toraja, Sidrap, Enrekang, dan Pinrang.
Tiap-tiap daerah punya jagoan masing-masing. Di Pileg 2024 selain petahana, para caleg pendatang baru jangan dianggap remeh. Mereka adalah mantan kepala daerah ataupun saat ini menjabat sebagai pimpinan dewan.
Di dapil Sulsel 3, jumlah kursi atau perwakilan di Senayan sebanyak 7 kursi. Sementara parpol peserta Pemilu 2024 mencapai 18 parpol. Artinya, dipastikan banyak parpol yang tidak akan mempunyai keterwakilan kursi di Senayan.
Di Dapil Sulsel 3 petahana yang akan kembali maju adalah Wakil Ketua Banggar DPR RI Rusdi Masse (NasDem) dan Muhammad Dhevy Bijak yang juga putra Wakil Bupati Luwu saat ini Alm Syukur Bijak (Demokrat).
Ada istri mantan Wakil Bupati Torut Eva Stevany Rataba (NasDem), mantan Bupati Enrekang La Tinro Latunrung (Gerindra), suami Bupati Lutra Muhammad Fauzi (Golkar).
Lalu ada Sarce Bandaso Tandiasik yang juga istri dari anggota DPRD Sulsel Esra Lamban (PDIP), dan Mitra Fachruddin putra Bupati Enrekang saat ini (PAN).
Selain para incumbent, nantinya komposisi bacaleg juga diprediksi akan diisi nama-nama tenar.
Sebut saja mantan Bupati Luwu, Andi Mudzakkar (Gerindra), Andi Baso Unru yang diketahui juragan kapal (Gerindra), putri Ketum BPP KKLR Hj Aisyah Tiar AK (Gerindra), dan Ahmad Abdi Baramuli (Gerindra).
Lalu, ada nama Ketua TP PKK Luwu (istri Bupati Luwu) Hj Hayarna Basmin (Nasdem), Ketua Nasdem Lutra Putri Dakka, Ketua TP PKK Torut (istri Bupati Torut) Ny. Agustina M Bassang (Golkar), anggota DPRD Sulsel 2 Periode John Rende Mangontan (Golkar), La Kama Wiyaka (Golkar), dan Bupati Enrekang Muslimin Bando (Golkar).
Selanjutnya, Ir Dewi Sartika Pasande (DSP) yang merupakan CEO PT JAS Mulia (Demokrat), Ketum IKAT Nusantara Irjen Pol Frederik Kalalembang (Demokrat), Hj Andi Fauziah Pujiwatie Hatta (Golkar), Hasrul Rahman SE (Golkar), Darwis Ismail yang juga seorang pengusaha di Jakarta (PPP), dan H. Haidir Basir (PPP).
PKB menjagokan Irwan Hamid, Epi Pakulu, dan Nurhan Tabau. Partai Hanura menjagokan Amsal Sampetondok, Partai Gelora menjagokan Ryan Latief dan Jafar Sodding. Partai PKS menjagokan A Arsyid. PAN menjagokan Amran SE.
Direktur Nurani Strategic Consulting, Dr. Nurmal Idrus, mengatakan, jika melihat komposisi calegnya, pertarungan sengit justru akan terjadi diinternal parpol.
"Persaingan lintas parpol saya pikir tak akan terjadi dengan sengit, dimana perolehan kursi masing-masing parpol kemungkinan tak akan berubah dengan Nasdem sebagai pemenang yaitu dengan 2 kursi," ujarnya, belum lama ini.
Menurutnya, potensi NasDem dengan 2 kursi masih terbuka dengan masih ikutnya Rusdi Masse yang diprediksi masih bisa mendulang suara di atas 100 ribu.
Selain itu, muncul juga nama-nama baru seperti Putri Dakka dan dan istri bupati Luwu Hayarna Basmin, menggantikan. Lutfy Mutty dan dr. Ani nurbani yang mendulang suara besar di 2019.
"Namun, NasDem juga mesti waspada dengan kursi kedua mereka terutama dari ancaman Golkar karena amunisi beringin yang kini lebih besar dengan hadirnya mantan Bupati Enrekang Muslimin Bando," jelasnya.
Oleh seban itu, kata dia. Jika Bando mampu membagi dengan baik area garapannya dengan Mitra Fahruddin, maka Golkar bisa saja menggantikan posisi NasDem sebagai pemenang di area ini.
Begitu pun Partai Gerindra juga menyisakan pertarungan internal yang lebih sengit. Hadirnya Nadi Muzakkar dan Ahmad Abdi Baramuli. Namun, saya melihat posisi petahana Latinro La Tunrung masih sangat kuat.
"Posisi kuat dipengaruhi oleh massifnya mesin relawan La Tinro bergerak selama menjadi petahana ditambah dengan isu akan kembalinya klan La tinro di Pilkada Enrekang, November 2024 mendatang," demikian analis pengamat Demokrasi itu.
Terpisah, menanggapi hal ini, Reskiyanti selaku Direktur Riset dan Data Lembaga Insert Institute menilai semua punya peluang yg sama untuk bisa terpilih, baik dari petahana ataupun pendatang baru.
"Karena semua telah memiliki modal sosial,baik dari segi ekonomi dan kekuatan politik individunya," katanya.
Lanjut dia, justru masyarakat sebagai pemilih yang akan bingung nantinya siapa pilihan terbaik untul bisa sebagai mediator aspirasi, kebutuhan dan kepentingan masyarakat di dapil Sulsel III.
"Ini tuntu yang dilihat masyarakat. Karena arpirasi itu siapa sosok mewakili memperjuangkan nasib mereka," tururnya
Menanggapi ini, Pengamat Politik, Muhammad Asratillah menyebutkan, dari komposisi caleg yang ada maka bisa melihat bahwa posisi Incumbent memanglah tidak mudah.
"Dengan masuknya tokoh-tokoh politik terkenal, maka incumbent mesti lebih giat dan kreatif lagi dalam mendulang suara, katanya.
Menurutnya, komposisi ini membuat peluang NasDem untuk mendapatkan dua kursi di Dapil III cukup terbuka lebar. Disamping incumbent di internal partai bersaing ketat.
"Dan kemampuan mereka tidak bisa diremehkan sebab memiliki modal sosial sekaligus finansial yang cukup," ungkapnya.
Tapi, yang mesti masrayarakt ketahui bahwa, tokoh politik yang kuat secara elektoral tidak hanya mempengaruhi dinamika pertarungan di internal parpol dimana sang tokoh mendaftar caleg.
"Tetapi juga akan mempengaruhi dinamika pertarungan di parpol lain, mengingat sumber daya suara yang diperebutkan dalam sebuah teritori sifatnya terbatas," terangnya.
Menanggapi ketatnya persaingan di Dapil Sulsel III, Ketua Hanura Sulsel, Amsal Sampetondok percaya diri bisa lolos ke Senayan. "Saya yakin Hanura bisa lolos ambang batas 2024 nanti dan saya yakin bisa lolos juga ke DPR RI," katanya.
Keyakinan Purnawirawan TNI ini karena beberapa pertimbangan, mulai dari simpul keluarga yang ada di Luwu Raya, Toraja hingga memiliki jaringan bisnis yang memberikan dukungan kepada dirinya bisa ke Senayan. "Harus memiliki keyakinan kalau masyarakat akan memilih Partai Hanura," ucapnya.
Sekretaris Gelora Sulsel, Mudzakkir Ali Djamil mengaku, meski Partai Gelora berstatus sebagai parpol baru, namun dirinya yakin bisa merebut kursi di dapil tersebut. Alasannya, caleg yang disiapkan memiliki basis tersendiri. Mulai dari Amru Saher (mantan Wabup Luwu), dan Ryan Latief.
"Tokoh ini putra Luwu Raya mereka bisa mendulang suara di setiap kabupaten, seperti pak Amru Saher mantan Wabup Luwu, pak Irwan walau dia mantan anggota DPRD Makassar tapi memiliki keluarga besar di Kota Palopo, begitu juga pak Ryan Latief," katanya.
Selain itu ada juga mantan anggota DPRD Sulsel, Jafar Sodding dan Andi Ulung Tiro Sose. "Pak Jafar memiliki basis di Pinrang, Andi Ulung Tiro Sose di Enrekang," bebernya.
Dengan meratanya Caleg Gelora di setiap kabupaten, ia optimis bisa memperoleh satu kursi. "Kami realistis, kami targetkan 1 kursi tiap dapil," tandasnya. (selfi/fajar)