FAJAR.CO.ID, MAKASSAR--Tiga figur capres telah bisa ditakar di Sulsel. Selanjutnya, posisi cawapres yang akan menentukan elektorat.
Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Prabowo Subianto telah bisa diprediksi kantong-kantong suara potensial. Nyaris masih bersaing ketat. Jika pun ada yang unggul, belum terlalu telak.
Posisi cawapres yang akan mengubah konstelasi dan bisa memegang kendali kemenangan. Terutama kala figur capres tidak memiliki basis populisme dominan. Capres dan cawapres bisa saling melengkapi, secara basis ideologis dan geopolitik dukungan.
Faktor lain adalah bagi cawapres yang memiliki basis finansial yang kuat. Sebab, ia bisa menopang belanja kampanye dan pembiayaan politik tim pemenangan. Anies, Ganjar, dan Prabowo mesti mempertimbangkan aspek itu demi elektorat.
Terkait Prabowo, sekarang dukungan kepadanya di Sulsel disebut sudah mencapai peak-performance pada Pilpres 2019. Banyak harapan perubahan yang dititipkan pada Prabowo saat itu.
Kala itu, peran Sandi cukup strategis. Terutama di segmen enterpreneur muda. Sandi juga berhasil membangun engagment dengan segmen pemilih yang lebih luas. Seperti dengan kalangan profesional dan pemilih muslim perkotaan.
Untuk kontestasi Pilpres 2024, kalau Prabowo dan Sandi tidak berpasangan lagi, pola dukungan juga akan berubah.
Bagi PDIP, menganggap kekalahan Jokowi di Sulsel pada Pilpres 2019, bukan semata-mata karena melawan sosok Prabowo. Saat itu, ada kekuatan Sandiaga Uno.
Sebagai cawapresnya Prabowo, Sandi dinilai sangat aktif. "Sandi yang aktif turun di segala elemen masyarakat," kata Iqbal Ismail, Ketua Ideologi dan Kaderisasi PDIP Sulsel, pekan lalu.
