Tak Ingin Ada Korban Jiwa, KSAD Jenderal Dudung Sebut Gerombolan KKB Cari Makan dengan Memeras

  • Bagikan
Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Dudung Abdurachman

FAJAR.CO.ID -- KSAD Jenderal Dudung menyebut gerombolan KKB Papua kerap menggunakan anak-anak dan perempuan sebagai tameng hidup. Kondisi ini yang membuat TNI-Polri berhati-hati agar tidak ada korban jiwa dari masyarakat.

Kepala Staf Angkatan Darat atau KSAD Jenderal Dudung Abdurachman menyebut gerombolan Kelompok Kriminal Bersenjata atau KKB Papua mencari makan dengan cara memeras. Jika tak mendapatkan keinginannya, KKB Papua menyerang sesama warga Papua sekalipun.

Salah satu cara yang dilakukan anggota gerombolan KKB Papua untuk bertahan hidup, ungkap Jenderal Dudung, dengan memanfaatkan dana desa. Berdalih ingin memajukan dan memerdekan Papua, gerombolan KKB Papua ini justru sering menyerang dan merusak perkampungan saudaranya, sesama warga Papua.

Dudung meyakini mayoritas masyarakat Papua mencintai Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hanya segelintir orang Papua saja yang memberikan dukungan bagi gerakan KKB maupun yang mengatasnamakan Organisasi Papua Merdeka atau OPM. Dudung menyebut jumlah anggota KKB Papua sebenarnya hanya sekitar 200 orang.

Gerakan politik KKB maupun yang mengatasnamakan OPM juga terbatas. Saat ini para gerombolan KKB Papua mencoba mencari perhatian dari luar negeri, salah satunya dengan menyandera pilot Susi Air yang berkebangsaan Selandia Baru.

Lalu, dari mana gerombolan KKB membiayai hidupnya setelah lama bersembunyi di tengah hutan? Jenderal Dudung mengungkapkan, selain memeras, KKB Papua juga mengincar dan memanfaatkan Dana Otonomi Khusus Papua.

Dari Dana Otonomi Khusus Papua ini, cukup banyak proyek pembangunan yang dikerjakan di Tanah Papua untuk memajukan masyarakat di provinsi paling Timur Indonesia ini. Ironisnya, gerombolan Papua ini bukannya membantu pembangunan daerahnya, justru merusak dan menyerang para pekerja proyek di Papua.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan