FAJAR.CO.ID, SURABAYA -- Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi kembali mewanti-wanti jajarannya untuk menghindari perbuatan melanggar hukum seperti melakukan tindakan pungutan liar (pungli). Terlebih, jika pungli tersebut dilakukan dengan mengatasnamakan wali kota atau pejabat Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya.
Hal tersebut ditegaskan Wali Kota Eri Cahyadi saat memberikan pengarahan kepada seluruh pejabat struktural di lingkungan Pemkot Surabaya. Kegiatan itu berlangsung di Gedung Graha Sawunggaling, Jalan Jimerto Surabaya, Rabu (24/5).
”Kalau itu terjadi dan ada apa-apa, silakan tanggung sendiri. Makanya sebelum itu terjadi tolong berhenti, sampean (anda) punya anak istri. Kalau sudah itu terjadi, remek sampean (hancur anda),” kata Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi.
Peringatan itu disampaikan Wali Kota Surabaya Eri karena sebelumnya mendapat informasi dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Saat bertemu dengan jajaran KPK, dia dibisiki jika ada jajarannya yang diduga akan bermain-main dengan pungli.
”Saya minta tolong betul, kemarin ada acara KPK terkait dengan aset. Setelah acara KPK, saya dibisiki, Pak ojok main-main nang Suroboyo (Pak jangan main-main di Surabaya). Karena ada yang main-main alasannya menggunakan namanya Pak Wali Kota,” ungkap Eri.
Wali Kota Surabaya Eri menegaskan, selama ini tidak pernah menyuruh seseorang atau pejabat pemkot menyetorkan uang kepadanya. Karena itu, dia memastikan tak segan untuk melaporkan sendiri apabila ada jajarannya yang masih nekat melakukan tindakan pungli.
”Lek sampean lakoni itu (kalau anda melakukan itu), kecekel (tertangkap) silakan. Karena itu sudah urusannya sampean (anda), bukan urusan saya,” tegas Eri.
”Tapi saya sudah mengingatkan di sini, saya tidak pernah memerintahkan seperti itu. Yang kedua saya tidak pernah minta uang sedikitpun dari sampean (anda) untuk diri saya,” sambung Eri.
Selain berkaitan dengan tindakan pungli, dalam kesempatan tersebut, Wali Kota Eri juga mengingatkan jajarannya agar menghindari gaya hidup hedonisme. Hal itu berkaca dari sejumlah kejadian yang sempat viral di media sosial. Karena ulah sang anak, seorang pejabat harus ikut terseret berurusan dengan hukum.
”Dijaga keluarga kita, dijaga anak-anak kita. Tidak usah neko-neko (aneh-aneh), tidak usah macam-macam. Buat apa punya uang berlebih, kalau ternyata tidak membawa berkah,” tutur Eri.
Selain itu, Wali Kota Eri juga berpesan kepada jajarannya agar lebih berhati-hati karena saat ini sudah memasuki tahun politik. Sebab, memasuki tahun politik biasanya akan banyak fitnah yang bermunculan.
”Jaga diri sampean (anda) jaga keluarga sampean (anda). Sekali sampean (anda) merusaknya, maka keluarga yang akan menanggung. Tolong dijaga amanah ini. Jangan sekali-kali melakukan itu (pungli),” ucap Eri.
Tak hanya itu, mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan (Bappeko) Kota Surabaya juga mengingatkan kepala perangkat daerah (PD), camat dan lurah terkait dengan proyek pekerjaan. Menurut Eri, apabila pekerjaan itu sudah dianggarkan dan tidak segera dijalankan, hal itu bisa menimbulkan pandangan negatif masyarakat.
”Misalnya dakel (Dana Kelurahan), ketika sudah dianggarkan di sana tidak sampean (anda) jalankan, (orang akan memandang) ada permainan. Meski sampean (anda) tidak bermain, tapi orang akan memandang ada permainan,” kata Eri. (jpg/fajar)