FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Bakal Calon Presiden dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan, Anies Baswedan menyebut tirakat yang pernah dilakukannya ke berbagai pelosok daerah pada Ramadhan dan Idulfitri lalu mirip dengan yang dilakukan Werkudara yang menyelami samudra dengan berbagai tantangan untuk menemukan air tirtamerta.
Werkudara adalah tokoh wayang yang digambarkan sebagai sosok yang gagah berani, kuat, dan menakutkan di mata musuhnya. Namun, ia juga memiliki sifat yang lembut, tabah, patuh, dan jujur.
Anies mengaku senang dapat mengikuti pagelaran wayang semalam suntuk bersama masyarakat di Lapangan Desa Bancar, Kecamatan Bungkal, Ponorogo, Jawa Timur, Rabu (24/5/2023) malam.
Menurutnya pagelaran wayang bukan sekedar memberikan tontonan, namun juga kaya akan tuntunan, setiap diadakan selalu menggerakkan perekonomian rakyat kebanyakan.
"Pagelaran ini menampilkan lakon Dewa Ruci, yang dibawakan secara epik oleh Dalang Kondang KRT Yatno Gondo Darsono," tutur Anies dilansir dari unggahannya di Twitter, Kamis (25/5/2023).
Lakon tersebut seolah menjadi pengingat baginya, yang tak lama ini melakukan kegiatan tirakat, di mana dirinya berproses melewati berbagai tantangan demi menemukan dan menyerap apa yang menjadi aspirasi, masukan dan kebutuhan masyarakat.
"Mirip dengan Werkudara yang menyelami samudra dengan berbagai tantangan untuk menemukan air tirtamerta," ujar Anies.
Diungkapkan mantan gubernur DKI Jakarta itu, begitu juga bagi masyarakat pewayangan di mana mereka ke depan membutuhkan negara yang menjadi pengayom, yang melindungi penghidupan, serta kehidupan ekosistem pewayangan.
Sehingga kesenian wayang beserta para pelakunya bukan saja lestari, juga terus berkembang mengikuti perubahan dan dapat bertahan lintas zaman, lintas generasi.
Sebagai informasi, menurut laman Pemkot Surakarta, Werkudara memiliki banyak nama. Yang paling terkenal adalah Bima. Werkudara juga punya nama lain, yaitu Bratasena, Balawa, Dandungwacana, Birawa, Sena, Bayusuta, Jagal Abilawa, dan Wijasena.
Werkudara adalah salah satu tokoh Pandawa Lima dalam kisah Mahabharata. Ada sejumlah pendapat yang menyatakan bahwa anak kedua dari Pandu Dewanata dan Dewi Kunti ini dilambangkan sebagai rukun Islam kedua, yaitu salat lima waktu.
Masing-masing tokoh Pandawa Lima dilambangkan sebagai rukun Islam. Penyematan lambang itu ternyata dilakukan sesuai urutan.
Puntadewa yang merupakan tokoh pertama dilambangkan sebagai syahadat atau rukun Islam nomor satu.
Kemudian disusul oleh Werkudara yang dilambangkan sebagai salat lima waktu, Arjuna sebagai puasa, serta Nakula dan Sadewa sebagai lambang zakat dan haji. (dra/fajar)