FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas), Andi Widjajanto memprediksi perang antarnegara adidaya (hegemonic war) menjadi salah satu ancaman bagi pertahanan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Saat resmi berdiri nanti, IKN Nusantara menjadi pusat pertahanan (center of gravity) Indonesia.
Andi Widjajanto menjelaskan, ancaman perang terbuka tidak datang dari negara tetangga seperti Malaysia dan Australia. Tetapi justru dari dampak konflik dua negara adidaya yang saat ini pengaruhnya dapat ditemukan di berbagai negara di dunia. Misalnya, seperti Amerika Serikat dan Tiongkok.
”Dalam 5 sampai 10 tahun lagi, kalau memikirkan mempertahankan IKN, konteksnya perang hegemoni. Itu konteksnya bukan Tiongkok menyerang Indonesia, bukan Amerika Serikat menyerang Indonesia, bukan Malaysia menyerang Indonesia, melainkan saat kita berusaha mempertahankan IKN, konteksnya ada pertarungan di global, pertarungan geopolitik besar Amerika Serikat versus Tiongkok,” kata Andi Widjajanto seperti dilansir dari Antara.
Andi menjelaskan, IKN dan wilayah lain di Indonesia kemungkinan tidak menjadi sasaran utama serangan. Tetapi Indonesia menjadi titik yang dilintasi atau dilewati untuk memobilisasi serangan.
”Indonesia bukan menjadi mandala utama. Melainkan dari Darwin, dari Adelaide menuju ke mandala utamanya pasti lewat ALKI (Alur Laut Kepulauan Indonesia) II. Pasti, harus melakukan itu,” kata Gubernur Lemhannas RI Andi Widjajanto.
Daerah perairan ALKI II yang membentang dari Selat Lombok, Selat Makassar, dan Laut Sulawesi, kata dia, merupakan daerah pelayaran terbuka yang dekat dengan IKN. Oleh karena itu, dalam kajian awal mengenai pertahanan IKN, dia menyampaikan, ada beberapa skenario pertahanan yang dapat dipersiapkan.