Pengembangan kerja bersama antara Muhammadiyah dengan NU yang kedua adalah mendorong terciptanya ekonomi yang berkeadilan.
Di samping politik yang adil dan lain sebagainya. Ekonomi berkeadilan, imbuhnya, sebagai usaha untuk membebaskan, memberdayakan dan memajukan, sekaligus menyejahterakan umat.
Itu juga harus menjadi concern juga dalam kontestasi politik ke depan. Agar tidak sekedar bagi-bagi kekuasaan, tapi yang paling penting ini Indonesia dengan rakyatnya yang 250 juta itu mau diapakan, agar lebih sejahtera. Karena saya pikir elitnya sudah lebih sejahtera,” kata Haedar.
Guru Besar Sosiologi ini menekankan, supaya kesejahteraan tidak hanya berada pada lingkaran elit, tetapi juga harus dirasakan oleh seluruh rakyat.
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia menjadi fokus untuk segera direalisasikan.
Selanjutnya, pengembangan kerja bersama antara Muhammadiyah dengan NU yang ketiga sebagai gerakan keagamaan akan terus berkomitmen memandu umat agar menjadi cerdas, damai, bersatu dalam keragaman dan semakin maju kehidupannya.
Muhammadiyah dan NU berada digaris terdepan dalam usaha memandu umat.
Sementara itu Yahya Qolil Staquf apresiasi hubungan harmonis yang dijalin kedua belah pihak.
Oleh karena itu, hubungan harmonis antar keduanya menurut Gus Yahya harus melahirkan gerakan konkret sebagai kerja bersama antara Muhammadiyah dengan NU. Keberadaan dua organisasi ini saling mengisi satu sama lain.
“Secara terus terang kami menyampaikan ke Pak Haedar kami butuh, banyak belajar dari Muhammadiyah tentang kebutuhan-kebutuhan real dari organisasi," ungkap Gus Yahya.