Keinginan Bung Hatta Tersimpan Rapi di Dompet Berupa Guntingan Iklan yang Dibawa hingga Akhir Hayat

  • Bagikan
Bung Hatta wafat pada 14 Maret 1980 (ist)

Hatta kemudian mengganti tiga kertas tersebut dengan uang kas wapres. Memang terdengar sepele, namun itulah caranya meneguhkan integritas, sesuai dengan pepatah Jerman yang dipegang teguh oleh Hatta “Der Mensch ist, war es iszt” – sikap manusia sepadan dengan caranya mendapat makan.

Hal ini juga ditanamkan pada putri-putrinya. Suatu kali, Gemala Rabi’ah Hatta yang sempat bekerja sambilan di Konsulat Jenderal Indonesia di Sydney ketika mendapat beasiswa di Australia berkirim surat kepada ayahnya.

Surat itu ternyata menggunakan amplop milik Konsulat dengan cap resmi. Akibatnya, Hatta membalas surat itu dengan nasihat.

“Kalau menulis surat kepada Ayah dan lain-lainnya, janganlah pakai kertas Konsulat Jenderal Indonesia. Surat-surat Gemala kan surat pribadi, bukan surat dinas,” kata Hatta.

Halida, putri Hatta lainnya, pernah juga mengalami hal serupa. Ketika kuliah di Universitas Indonesia, Halida ikut membayar uang semester sebesar Rp30 ribu.

Pihak kampus yang akhirnya tahu bahwa Halida adalah putri Hatta, memutuskan membebaskan biaya kuliahnya.

Namun Hatta menolaknya, dengan alasan masih sanggup, dan biarlah keistimewaan itu untuk mereka yang benar-benar tidak mampu. (fajar/pojoksatu)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan