FAJAR.CO.ID,JAKARTA — Meski berstatus sebagai presiden dan wakil presiden, hubungan BJ Habibie dan Soeharto sempat merenggang. Terutama jelang Soeharto lengser.
Hingga kini, alasan renggangnya pemimpin orde baru itu belum terungkap. Ajudan BJ Habibie, TB Hasanuddin pun mengungkapkannya.
Hasanuddin sendiri merupakan ajudan wakil presiden. Sebelum jadi ajudan Habibie, ia menjadi ajudan wakil presiden Try Sutrisno. Yang belakangan diganti oleh Habibie.
“Pak Sutrisno kemudian diganti oleh Pak Habibie tahun 98. Kalau tidak salah sih Maret. Kemudian saya diminta kembali menjadi ajudan wakil presiden Pak Habibie,” ungkapnya dikutip fajar.co.id, dari YouTube Harian Kompas,Sabtu (27/5/2023).
Sebelum Soeharto lengser pada 21 Mei, Hasanuddin mengatakan malam sebelumnya ada pertemuan antara Habibie dan Soeharto. Ia mendampinginya
“Dia menyampaikan kepada saya, kemungkinan besok Pak Harto lengser. Akan lengser. Lalu saya sampaikan, kalau begitu bapak Wapres yang naik. Beliau diam saja,” ujarnya.
Beberapa waktu setelahnya, Hasanuddin mengaku mendapat trlpon dari ajudan. Dikabarkan bahwa besoknya, 21 Mei, Soeharto lengser dan Habibie akan dilantik menjadi presiden Indonesia.
“Besok saya pelantikan presiden. Alhamdulillah dan tolong persiapkan semuanya,” kata Hasanuddin, menirukan perkataan Habibie waktu itu.
Besoknya, pada 21 Mei, Soeharto lengeser. Habibie dilantik jadi presiden. Saat itu, kata Hasanudddin, Soeharto menunjukkan sikap yang dingin.
Bahkan setelah Habibie dilantik, Soeharto langsung balik kanan dan meninggalkan tempat itu.