FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Kritikus Faizal Assegaf mengomentari isu pengambilalihan Partai Demokrat oleh KSP Moeldoko lewat upaya PK di Mahkamah Agung (MA).
Awalnya isu ini berhembus usai unggahan Pakar Hukum Tatanegara, Prof Denny Indrayana di media sosial Twitter, terkait pengambilalihan Partai Demokrat oleh KSP Moeldoko lewat upaya PK di Mahkamah Agung.
Faizal Assegaf menyebut Partai Demokrat didzalimi melalui operasi politik berkedok hukum.
“Penzaliman terhadap partai Demokrat datang dari lingkaran pusat kekuasaan melalui MA sebagai operasi politik berkedok hukum,” ucapnya dalam keterangannya, Minggu, (28/5/2023).
Menurutnya, pengambilalihan ini harus dilawan melalui konsolidasi elemen perubahan.
“Tidak ada pilihan lain, harus dilawan melalui konsolidasi elemen perubahan secara serius dan cepat. Jika tidak, pezaliman yang dilakoni secara semena-mena akan berjalan mulus. Jangan kendor, lawan!,” tandasnya.
Sementara itu, Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) juga turut angkat bicara.
Presiden keenam RI ini mengaku mendapat informasi dari salah seorang mantan menteri. Dan memberi beberapa wejangan kepada kader Demokrat.
Menurut SBY, mengenai info adanya tangan-tangan politik yang mengganggu Partai Demokrat agar tidak bisa berkontestasi di Pemilu 2024, itu adalah kemunduran demokrasi.
“Tadi malam saya terima telpon dari mantan menteri yang sampaikan pesan politisi senior (bukan Partai Demokrat) berkaitan PK Moeldoko ini. Pesan seperti ini juga kerap saya terima. Jangan-jangan ini serius bahwa Demokrat akan diambil alih?” tanya SBY.