FAJAR.CO.ID -- Fenomena Kristen Muhammadiyah (KrisMuha) menjadi perbincangan di masyarakat. Tidak sedikit yang mempertanyakan keberadaan kelompok Kristen Muhammadiyah ini mencampuradukkan ajaran Islam dan Kristen atau Katolik?
Menjawab pertanyaan tersebut, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti memberikan penjelasan.
Abdul Mu’ti menanggapi ramainya perbincangan tentang istilah Kristen Muhammadiyah (KrisMuha). Dia menegaskan bahwa KrisMuha merupakan varian sosiologis, bukan teologis.
Istilah tersebut merujuk pada kedekatan antara warga Kristen dengan gerakan Muhammadiyah, bukan penggabungan akidah Muhammadiyah dengan Kristen.
“Kristen Muhammadiyah merupakan varian sosiologis yang menggambarkan para pemeluk Agama Kristen/Katolik yang bersimpati dan memiliki kedekatan dengan Muhammadiyah,” ucap Mu’ti pada Senin (29/5/2023).
Mu’ti menjelaskan bahwa KrisMuha bukanlah anggota resmi Muhammadiyah. Mereka tetap berpegang teguh pada nilai-nilai dan keyakinan Kristen.
Dengan demikian, varian KrisMuha sesungguhnya bukanlah penggabungan teologis antara Muhammadiyah dan Kristen, melainkan simpatisan Muhammadiyah yang beragama Kristen.
“Mereka bukan anggota Muhammadiyah. Mereka tetap sebagai pemeluk Agama Kristen/Katolik yang teguh menjalankan ajaran agamanya. Kristen Muhammadiyah bukanlah sinkretisme agama dimana seseorang mencampuradukkan ajaran Kristen/Katolik dengan Islam (Muhammadiyah),” tegas Mu’ti.
Menurut Mu’ti, kedekatan dan simpati kepada Muhammadiyah karena pengalaman berinteraksi dengan warga dan pemahaman atas Muhammadiyah selama belajar di sekolah/lembaga pendidikan Muhammadiyah.