Meski Tuai Penolakan, SMRC Sebut Mayoritas Masyarakat Indonesia Terima Kedatangan Coldplay

  • Bagikan
Coldplay

Secara sosial, lanjut Deni, penerimaan pada kehadiran band dengan vokalis Chris Martin itu di Indonesia juga kuat di hampir semua pemeluk agama dan pelbagai kelompok sosial.
 
“Pandangan sekelompok elite yang menolak konser Coldplay karena band tersebut dinilai mendukung hak-hak LGBT tidak mencerminkan sikap publik,” kata Deni.

Lebih jauh Deni menyatakan bahwa berita di berbagai media menunjukkan antusiasme yang tinggi dari para penggemar Coldplay untuk bisa nonton konser band tersebut. Ini tidak mengherankan, kata Deni, karena survei ini menemukan sangat banyak warga yang menyukai band ini.

Dari 41 persen yang tahu atau pernah dengar nama band ini, 51 persen di antaranya yang menyatakan suka. Hanya 39 persen yang tidak suka dan 10 persen tidak menjawab. Dari total populasi sekitar 200 juta orang warga dewasa secara nasional, maka diperkirakan ada sekitar 40 juta warga dewasa yang menyukai band ini.

Tingkat kesukaan (likeability) pada Coldplay lebih tinggi pada warga di perkotaan, berusia lebih muda, pendidikan lebih tinggi, dan berpendapatan lebih besar. Coldplay juga merupakan band dunia yang paling digemari masyarakat Indonesia saat ini.

“Ada sekitar 5,1 persen warga yang secara spontan menyebut Coldplay sebagai band internasional yang paling disukai, di atas nama-nama band lainnya,” ungkapnya.
(Arya/Fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan