Batu Akik Pandan, Dahulu Dipakai Jago Silat Betawi

  • Bagikan
Kong Salim (kanan) dan ketiga rekannya memperlihatkan koleksi cincin batu pandan saat Lebaran Betawi di Lapangan Monas, Jakarta, Minggu (21/5/2023). ANTARA/Mentari Dwi Gayati

Ia pun menyebutkan macam-macam batu akik yang ia kenakan, mulai dari batu klawing, sepah kelor, pancawarna, hingga blue opal.

Sebelum menjadi aksesoris, batu akik tersebut harus dipesan terlebih dahulu dengan lama pembuatan 5 hari sampai 1 minggu. Kong Salim memesannya di Sukabumi dan Rawabening, Jakarta Timur.

Harganya pun bermacam-macam, mulai dari Rp1,5 juta sampai Rp3 juta untuk satu cincin. Bahkan, saat batu akik booming tahun 2015, harganya bisa mencapai Rp20 jutaan.

Kong Salim mengungkapkan hobi mengoleksi batu akik sudah ditekuninya saat ia bujangan. Komunitas Panbajak sendiri sudah berdiri sejak 7 tahun lalu, dan ia menjadi salah satu pendirinya.

Berawal dari hanya lima orang, akhirnya kini komunitas tersebut bertambah anggotanya menjadi lebih dari 30 orang, dari usia muda hingga tua.

Selain Kong Salim, Bang Kemeng juga menekuni hobi koleksi batu akik sejak masih muda. Lelaki 53 tahun itu bahkan terbilang fanatik dengan koleksi batu pandan kecintaannya.

Sewaktu tren batu akik merebak, batu pandan Bang Kemeng pernah ditawar hingga Rp25 juta. Ia pun mengaku tergoda dengan tawaran tersebut karena bisa membeli dua sepeda motor, yang kala itu ia butuhkan.

"Waktu booming kemarin saya tidak jual. Nggak menyesal juga karena saya koleksi bukan untuk cari duit," katanya.

Koleksi batu akik Bang Kemeng diceritakan sudah mencapai satu etalase khusus yang disimpan di ruang tamu. Ia memakai aksesoris tersebut saat acara-acara besar, seperti tradisi Palang Pintu, pernikahan orang Betawi, lomba silat, hingga saat bertemu komunitas.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan