Jelang Pilpres, Faizal Assegaf Usul Jokowi Cuti: Bebas Dukung Calon Idolanya dan Jadi Koordinator Penggalangan Buzzer

  • Bagikan
Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, mengecek harga bahan pangan di Pasar Rakyat Cepogo, Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah, Senin (10/4). (Istimewa)

FAJAR.CO.ID,JAKARTA — Kritikus Faizal Assegaf menyarankan Presiden Joko Widodo (Jokowi) cuti. Mengingat sikapnya yang tegas mengatakan tidak akan netral dalam Pemilihan Presiden (Pilpres).

“Mendekati Pilpres, peran Jokowi sebagai presiden dan petugas partai semakin sulit dibedakan. kepribadian ganda tersebut menyulut aneka kegaduhan dan berpotensi membuat pemilu curang dan destruktif,” kata Faizal dikutip dari cuitannya di Twitter, Kamis (1/5/2023).

Menurutnya, selaku kepala negara Jokowi yang mesti netral. Tapi malah menegaskan dirinya cawe-cawe alias tidak netral. Di sisi itu, eksistensinya disebut sebagai petugas partai makin agresif merusak tatatan bernegara.

“Celakanya, kawanan hulubalang dan buzzer di lingkaran Istana mengklaim Jokowi berpolitik mendukung Capres - Cawapres, tidak menabrak etika dan aturan. Kesimpulan yang ngawur dan sangat melukai hati rakyat,” jelasnya.

Mestinya, kata Faizal Jokowi tidak mengkhianati sumpah jabatan. Tertib bernegara dan tidak manfaatkan fasilitas negara untuk kepentingan pribadi.

“Jokowi tidak punya rasa malu, kedudukanya sebagai presiden, diupah oleh negara dari pajak rakyat,” ujarnya.

Kalau tetap ingin cawe-caw, ia mentarankan Jokowi cuti saja, atau mundur sekalian dari kursi presiden. Tujuannya, agar fasilitas dan anggaran negara tidak dicopet untuk operasional politik terselubung.

“Cuti atau mundur dari jabatan presiden jauh lebih bermartabat. Jokowi bebas usung Capres idolanya dan jadi koordinator penggalangan buzzer. Dengan demikian demokrasi tidak dirusak oleh syahwat kekuasaan yang membabi-buta,” terangnya.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan