FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Partai NasDem sebagai parpol pengusung Anies Baswedan sebagai capres di pilpres 2024 mendatang, sebelumnya merupakan pendukung Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di Pilgub 2017 DKI Jakarta.
Saat itu, Ahok yang didampingi Djarot Saiful Hidayat, diusung PDI Perjuangan melawan Anies Baswedan - Sandiaga Uno yang diusung PKS.
Direktur Eksekutif Jaringan Moderat Indonesia (JMI) Islah Bahrawi mengatakan, kala itu, NasDem di-bully habis-habisan.
“Dulu di Pilkada 2017, Nasdem mendukung Ahok dan melawan Anies. Nasdem di-bully habis-habisan. Sampai reporter Metro TV di lapangan pun jadi sasaran, dan kita ingat, Metro TV diplesetkan jadi Metro Tivu. 2019 Nasdem didoain bubar karena jadi ‘die-hardnya’ Jokowi,” kata Islah Bahrawi dalam keterangannya, Kamis, (1/6/2023).
Namun perubahan politik NasDem itu membuat Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh didaulat untuk telah mendapat hidayah.
“Sekarang Nasdem mendukung Anies bersama PKS dan Demokrat. Lalu semua berubah. Yang dulu menghujat Nasdem dan Metro TV, sekarang memuji. Bahkan pak Surya Paloh didaulat ‘telah mendapat hidayah’,” ucap Islah.
Menurutnya, memahami tabiat politik itu sederhana aja. Bahwa kita semua hanya jadi mainan para elit politik.
“Kita gontok-gontokan untuk menjadi pasukan tempur para elit yang ngerancang drama-dramantanya di executive lounge Four Seasons, Fairmont atau di pulau milik pribadi. Mereka ketawa-ketiwi karena kalian militannya nembus langit, tapi mereka mana mau tahu token listrik kalian udah kedip-kedip,” tuturnya.