Pengamat Ini Ungkap Kelemahan Pemilu Proporsional Tertutup, Praktik Politik Uang Meningkat

  • Bagikan
Pengamat Politik, Wisnu Nugraha. (Foto Pojoksatu.id-Adika F Utomo)

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Mayoritas partai politik di parlemen maupun non parlemen menolak pemilu sistem proporsional tertutup.

Namun, pengamat politik asal Kota Bekasi, Wisnu Nugraha, berpendapat Indonesia perlu kembali mengadopsi sistem pemilu proporsional tertutup pada Pemilu 2024.

"Pemilihan tertutup telah dilakukan pada masa reformasi. Meskipun saat ini pemilu terbuka menjadi perbincangan utama, menurut saya pemilu tertutup bisa menjadi pilihan alternatif,” ungkap Wisnu kepada Pojoksatu.id, baru-baru ini.

Dia menjelaskan tidak ada perbedaan antara Pemilu Proporsional Tertutup dan Proporsional Terbuka karena pada dasarnya masyarakat sama-sama memilih sendiri.

"Menurut saya, apakah pemilu terbuka atau tertutup, tujuannya tetap sama yaitu partisipasi masyarakat dalam memilih. Hanya metode pelaksanaannya yang berbeda,” tegas dia.

Wisnu menilai pemilu proporsional terbuka memiliki banyak kelemahan. Salah satunya adalah meningkatnya praktik politik uang.

"Keberhasilan serangan fajar telah terbukti, pada hari pemilihan atau setelahnya, terdapat gerakan-gerakan untuk mempengaruhi suara, dan ini merupakan sisi negatifnya. Namun, dari sisi positif, potensi yang sama masih tetap ada,” kata dia. (fajar/pojoksatu)

Disclaimer: Artikel ini merupakan kerjasama antara FAJAR.CO.ID dengan POJOKSATU.ID. Segala hal yang terkait dengan artikel ini adalah sepenuhnya menjadi tanggung jawab dari POJOKSATU.ID.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan