FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Salah seorang pemilik akun @HeyFarahhh di Twitter membagikan pengalamannya yang memilukan bersama mantan suaminya.
Cuitan itu diberi judul “Suamiku (mantan) Membuatku Menjadi Pasien Rumah Sakit Jiwa”.
Dia menginisialkan sosok tersebut sebagai RR, seorang Lawyer (pengacara) yang juga wakil ketua umum partai politik.
Dikatakan, orang yang mengenal sosok RR tidak akan ada yang menyangka jika RR seburuk dan sekejam yang disebutkan di thread ini, karena branding image yang dibangun sebagai seorang yang baik dan dermawan.
“Tapi disini saya ingin mencurahkan kesakitan saya tanpa mengurangi atau melebihkan cerita sesungguhnya. Sekadar ingin meluapkan sakit yang saya rasakan, seperti bercerita pada Allah saja rasanya tidak cukup,” tulisnya di Twitter, dikutip pada Sabtu (3/6/2023).
Selama dua bulan kata dia berjuang sendirian, ditinggalkan tanpa penjelasan apapun ketika kandungan usia 9 bulan.
Tepat ditanggal 12 Maret ia ditinggalkan. Semua kontak bahkan sosmednya diblokir RR, hanya menyisakan instagram sebagai sarana berkomunikasi itupun tanpa saling follow.
Wanita ini berjuang melahirkan anaknya sendirian tanpa didampingi siapa pun. “Sialnya, anak yang saya lahirkan begitu mirip dengannya,” tuturnya.
Sampai hari kelahiran anaknya, RR tidak juga menemuinya.
“Berkali kali saya text dia melalui dm instagram dia tetap bergeming. Sampai akhirnya, saya bertanya, tidakkah kamu memiliki naluri seorang Ayah? Atau minimal sebagai manusia yang memiliki nurani,” tuturnya.
Baru ketika itulah RR membalas pesannya dan menanyakan keadaan anaknya. Disitu juga RR mengatakan untuk tidak perlu bertemu lagi, cukup komunikasi melalui dm instagram saja.
RR kata dia juga bilang hanya menyanggupi memberikan uang kebutuhan anaknya 100rb - 150rb (beberapa kali pernah tidak transfer sama sekali).
“Uang segitu untuk kebutuhan bayi baru lahir. Padahal bayi baru lahir butuh banyak sekali biaya. Sementara dia masih bisa mentraktir teman-temannya. Ya, seorang Lawyer dengan banyak kasus dan seorang wakil ketua umum partai hanya memberikan 100rb-150rb untuk anaknya,” ungkapnya.
Ketika RR meninggalkannya, kondisinya masih mengandung, dengan tergopoh-gopoh membawa perut juga menanggalkan rasa malunya mencarinya ke kantornya dan kantor partai.
“Dia marah kalau saya cari dia ke kantornya, seandainya bisa komunikasi saya tidak akan datang,” ucapnya.
Dua minggu setelah ditinggalkan, dia melahirkan. Hingga anaknya berusia 1,5 bulan belum juga di temui.
Sampai pada tanggal 23 Mei dia melihat postingan yang ada foto dia dari ketua umum partainya. Foto kegiatan Bimtek di Pusdiklat MK Cisarua, Bogor.
Dia berusaha menemui RR, menyetir sendiri dari Jakarta ke Cisarua membawa bayi. Dia bersyukur sekali selama perjalanan bayinya tidak rewel, tertidur pulas, seperti paham bahwa ibunya sedang memperjuangkannya untuk bertemu ayahnya.
Sampai Cisarua, dia ceritakan kronologi usahanya untuk menemui suaminya pada kepala keamanan Pusdiklat MK.
Untungnya, kepala keamanan orang baik. Mereka membantunya hingga bertemu dengan suaminya.
RR terlihat kaget ketika melihat wanita ini, setengah memaksa mereka memintanya untuk balik ke Jakarta. Tapi dia menolak, karena memang lelah setelah menyetir dari Jakarta ke Cisarua, dan anak bayinya pun butuh istirahat setelah perjalanan.
Akhirnya RR membawanya keluar dari Pusdiklat, dan mencari tempat makan. Disitu dia berusaha bertanya kenapa dirinya ditinggalkan? Tapi RR selalu menghindari pertanyaan-pertanyaannya dengan mengalihkan pembicaraan pada topik lain.
Masih tidak mendapat jawaban, wanita dan bayinya ini pergi mencari tempat untuk bermalam.
RR menempatkannya disebuah villa yang jauh ke atas bukit, melewati pohon-pohon besar dan sungai. Saat terasa tidak seram, namun ketika gelap, hanya dia dan bayi saya di villa itu, kanan kiri kosong.
RR berjanji malam akan kembali datang ke villa itu menemaninya dan bayinya. Wanita ini mengaku trauma tidak percaya, karena pernah kejadian di Surabaya, RR meninggalkannya di hotel saat kesakitan karena pendarahan setelah diminta melayaninya.
Sewaktu di Surabaya itu pun, dia mencari RR (saat itu RR sedang pegang kasus ponpes di Jombang), karena RR menghilang.
Dia yang sedang hamil muda terpaksa naik bus, 10 jam perjalanan Jakarta-Surabaya. Sampai Surabaya dia kehujanan dan RR tidak peduli. Sahabatnya pun membukakan kamar untuknya.
“Setiap kali ada masalah dia selalu menghilang dan menghindar,” ujarnya.
Karena trauma pernah ditinggal ketika di Surabaya, wanita ini berkali kali tanya, apakah benar akan balik lagi malamnya. Dan RR jawab “iya”.
Di villa itu dia dan bayinya ditinggalkan tanpa makanan dan minuman. RR janji malamnya akan datang kembali ke villa membawa makanan dan minuman. Tapi tidak kunjung datang.
Wanita ini pun kebingungan ketika bayinya menangis ingin susu, karena tidak ada air minum sama sekali.
Sampai kemudian dia memberanikan diri keluar dari villa itu. Dengan kondisi yang sangat gelap, kanan kiri hanya pohon-pohon besar, melewati jembatan yang arus sungainya deras, sembari menangis susuri jalanan. Bayinya pun menangis karena ingin susu. Makanya kembali datangi Pusdiklat.
Sesampainya di Pusdiklat, dia diberi tahu kalau suaminya sudah pergi meninggalkan pusdiklat sejak sore.
Seketika tangisnya pecah dan histeris, merasa tidak berharga, merasa sakit luar biasa. Dia meraung raung menangis hingga ingin menabrakkan dirinya ke jalan raya.
“Semuanya terlihat gelap, bahkan saya sudah tidak ingat lagi dengan bayi saya. Saya hanya meraung meronta menangis histeris. Yang terpikir oleh saya hanya mati,” tambahnya.
“Bayangkan, dua bulan saya berjuang sendiri, hamil hingga melahirkan sendirian, namun pengorbanan dan usaha saya tidak dianggap. Lagi lagi saya ditinggalkan,” lanjutnya.
Semalaman kata dia, diberi kamar di Pusdiklat MK. “Sungguh, mereka begitu peduli pada saya dan bayi saya. Semalaman hingga pagi saya menangis, saya benar-benar jatuh terpuruk,” ujarnya.
Hingga pagi, datang dokter dari MK, yang melihat kondisi kejiwaannya. Dengan sigap, mereka membawanya ke Rumah Sakit Jiwa Marzoeki Mahdi untuk segera mendapatkan perawatan kejiwaan.
“Saya dinyatakan depresi. Akumulasi kesakitan ya g saya tahan dua bulan ditinggalkan saat hamil besar hingga melahirkan,” paparnya.
Selama dirawat di RSJ, bayinya dijaga dan dirawat oleh staf pegawai MK, hingga hari ini. Dia diijinkan mengambilnya kembali setelah benar-benar pulih.
“Semoga Allah membalas kebaikan pegawai-pegawai MK dengan segala kebaikannya,” ucapnya.
Di perjalanan menuju RSJ, dia tetap menangis, rasa sakit begitu dalam dia rasakan. Hingga diruang IGD matanya terbelalak ketika membaca tulisan yang tertera di seragam perawat "RSJ Marzoeki Mahdi".
“Saya meronta untuk keluar dari sana sembari mengatakannsaya tidak gila,” ungkapnya.
Beberapa orang perawat memeganginya dan dia diberikan suntikan dilengan kanan dan kiri. Badannya terasa lemas tidak bertenaga, ingatannya melayang ke masa masa kecilnya.
Selesai dr IGD, dia dibawanya ke ruang PHCU (ruang observasi), disana dia dimasukkan dalan satu ruangan bersama para ODGJ.
Dia ketakutan luar biasa berada diantara mereka. Ada yang begitu galak menjambak rambutnya, ada juga yang mengusap penuh kasih sembari menyebut nama anaknya.
"2 malam saya dia di ruang PHCU, dihari ketiga dia mendapat giliran konseling bertemu dokter," akunya.
Melihat kejiwaannya yang mulai sadar, dokter memindahkannya ke ruang perawatan.
Dia dirawat diruang Srikandi kelas 1. Di ruang rawat inap tidak semengerikan ketika di PHCU.
Semua pasien bisa berkomunikasi dengan baik, saling bertukar cerita sebab kami dibawa ke RSJ. Ada yang karena baby blues, ada yang karena keguguran, ada yang karena ditinggalkan suami, dll.
Hari ke 3 diruang rawat inap, Hemoroidnya pendarahan. Efek mengejan ketika melahirkan, hemoroidnya membengkak. Darah mengucur banyak dihanduk mandi. Handuk yang berwarna putih menjadi merah karena darah.
Hari itu juga, dokter bedah memutuskan untuk dioperasi esok paginya karena hb-nya kian menurun karena pendarahan.
Keesokannya, jam 10 dia menjalani operasi Hemoroid. Sekitar 30 menit diruang operasi.
Selepas operasi dibawa ke ruang perawatan umum. Masih dalam kondisi menggigil dan kaki yang belum bisa digerakkan sempurna efek obat bius, RR pun datang.
“Ya, dia datang setelah dipaksa oleh rekan sejawatnya. Dia datang menemui saya Hanya untuk menceraikan saya. Saya diceraikan sesaat setelah operasi dengan keadaan yang belum pulih,” ucapnya.
Dia mempertahankan bayinya hingga lahir demi suaminya (karena RR tidak punya anak dengan istri pertamanya), dan dia masuk Rumah Sakit Jiwa karena suaminya.
Dia terluka, tapi harus memaafkan. Dikatakan, biar Allah yang mengadilinya. Dia serahkan dan pasrahkan semuanya pada Allah.
“Yang terpikir saat ini adalah, bagaimana saya membesarkan bayi saya. Dan saya akan berjuang untuknya hingga ia bisa menceritakan dengan bangga, ‘Perempuan Kuat itu adalah IBU SAYA’,” tandasnya.
Tak sedikit warganet yang mengomentari unggahan ini. Ada yang menduga RR adalah Rio Ramabaskara.
“Wakil ketua umum ini inisial RR, partai baru jadi maklum aja, sampah semua isinya,” respons salah seorang warganet.
Diketahui, Rio Ramabaskara merupakan Wakil Ketua Umum PKN sekaligus pengacara.
“Pelajaran buat para gadis, jgn mau jadi istri kedua. status dan hak tdk d lindungi hukum. terlunta-lunta bisa ditinggalkan begitu saja karna kamu bukan yg utama. tanpa membenarkan perilaku jahat suami, jgn jadikan diri dan anakmu korban,” tambah warganet lain. (selfi/fajar)