FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi III DPR RI Benny K Harman, blak-blakan soal rendahnya elektabilitas bakal Capres Koalisi Perubahan Anies Baswedan pada beberapa lembaga survei.
Benny menyebut, rendahnya elektabilitas Anies tidak lepas dari banyaknya survei bayaran yang memang sengaja didulang untuk mengalihkan kepercayaan publik.
"Survei pun dibayar untuk membenarkan skenario penguasa, skenario untuk mengalahlan Anies dengan berbagai cara," ujar Benny dalam keterangannya (5/6/2023).
Bukan hanya Lembaga Survei yang disorot Benny. Wakil Ketua Umum Partai Demokrat itu juga menyentil pengamat dan intelektual yang kerap bicara di depan publik.
"Pengamat dan intelektual juga diberi upah agar memberi komentar yang sejalan dengan kehendak penguasa," ucapnya.
Selain itu lanjut Benny. Pengusaha dikasih proyek agar dari hasil proyek ada yang disisihkan untuk membayar mereka.
"Apa reasoning utama kaum intelektual, saya tanya misalnya, untuk membenarkan pembegalan Partai Demokrat oleh penguasa selain karena mereka mendapat upah untuk itu? Ada yang bisa jawab?," tukasnya.
Seperti diketahui, Anies Baswedan selalu berada di posisi ketiga di beberapa survei terakhir.
Terbaru hasil survei Indikator Politik yang melakukan simulasi tiga nama, elektabilitas Anies Baswedan kembali mengalami penurunan jadi 18,9 persen, terpaut cukup jauh dengan Prabowo Subianto capai 38 persen dan Ganjar Pranowo capai 34 persen.
Sebelumnya, dalam survei Litbang Kompas yang merilis elektabilitas mantan Gubernur DKI itu hanya 13,6 persen.