FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Menjalankan bisnis tentu tidak mudah. Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan suatu perusahaan. Selain itu, faktor ini juga bisa menjadi penghambat.
Bukan hanya karena faktor penjualan sebuah perusahaan bisa merugi. Namun, hal ini biasanya terjadi karena masalah internal yang menjadi penyebab kerugian perusahaan.
Crazy rich asal Surabaya, Hermanto Tandoko mengatakan ada empat masalah umum yang sering dialami oleh perusahaan atau bisnis. Untuk itu, menurut Hermanto, keempat hal tersebut harus dihindari agar bisnis tetap berjalan lancar.
1. Disorientasi
Yang pertama adalah untuk menghindari disorientasi. Disorientasi ini terjadi ketika karyawan di perusahaan bingung menilai mana yang benar dan mana yang salah.
Hermanto mencontohkan, ketika karyawan melakukan kesalahan biasanya tidak mendapat teguran. Sedangkan karyawan yang bertindak benar juga tidak dibela.
Ada kalanya juga perusahaan tidak memberikan penghargaan kepada karyawan atas kinerjanya. Tapi jangan menghukum karyawan yang tidak berkinerja baik juga.
2. Ketidakpercayaan
Hal kedua yang harus dihindari adalah ketidakpercayaan. Kehilangan kepercayaan. Bisnis telah kehilangan otoritasnya, sehingga timnya hanya bekerja demi keselamatan dan gaji.
3. Ketidaktaatan
Hal ketiga yang harus dihindari perusahaan adalah ketidaktaatan. Bila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia berarti pembangkangan.
Sehingga antara apa yang dikatakan dan dilakukan tidak selaras. Daftar Rencana dan Tugas belum selesai, orang bekerja sembarangan dan tenggat waktu menumpuk.
4. Disintegrasi
Disintegrasi dapat menyebabkan manajemen memusuhi tim mereka sendiri. Kedua belah pihak tidak saling menerima. Ini kemudian dapat menyebabkan perpecahan.
Dengan memperhatikan hal di atas, maka perusahaan tetap sehat dan produktif.
Hermanto sendiri adalah seorang pengusaha kaya yang lahir pada tahun 1962 di Malang, Jawa Timur. Kekayaannya ditaksir mencapai USD 3 miliar atau setara Rp 43,05 triliun. Nama Hermantor juga tercatat sebagai 10 orang terkaya versi majalah Forbes. (Elva/Fajar).