Demokrat Desak Anies Umumkan Cawapres Bulan Ini, Sosiolog: Lebih Banyak Mudaratnya daripada Manfaatnya

  • Bagikan
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono, Presiden PKS Ahmad Syaikhu, dan elite NasDem menghadiri acara relawan "Anies" untuk mendengarkan pidato Anies Baswedan di Tennis Indoor Senayan, Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (7/5). Foto: Kenny Kurnia Putra/JPNN.com

FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Demokrat mendesak agar bakal capres Koalisi Perubahan Anies Baswedan diumumkan bulan Juni ini.

Menanggapi hal itu, Sosiolog Musni Umar menyampaikan, jika berbicara tentang cawapres tiap partai politik melihat momentum.

Menurutnya, momentum itu sangat penting, karena jika tidak, maka cawapres yang dimunculkan itu akan dikuliti, akan dicari kelemahannya, kekurangannya akhirnya babak belur.

“Kalau sudah babak belur di media kemudian dianggap oleh masyarakat sebagai tidak layak untuk menjadi cawapres maka itulah keuntungan dari lawan politik,” kata dia Selasa, (6/6/2023).

Olehnya itu kata dia, baik PDIP maupun Gerindra dan juga Golkar, jika berhasil membentuk koalisi tersendiri akan sangat hati-hati.

Dia mencontohkan Gerindra yang sudah memiliki perjanjian dengan PKB untuk membentuk koalisi bersama, tapi sampai hari ini Ketum Prabowo Subianto belum pernah mengumumkan Ketum PKB Muhaimin Iskandar sebagai cawapresnya padahal itu yang ditunggu.

“Mereka (PKB) juga mendesak, kenapa, kembali lagi pada strategi di dalam memenangkan pemilihan umum 2024,” ucapnya.

Dikatakan, jika diumumkan terlalu dini, maka lawan politik itu akan mencari kekurangan/kelemahan dari cawapres yang diumumkan oleh koalisi perubahan untuk persatuan.

Selain itu, lawan politik yang belum mengumumkan cawapres mereka akan mencari cawapres yang kira-kira bisa mengalahkan cawapres dan itu lumrah.

“Sekali lagi ini adalah pertarungan bersiasat pertarungan untuk merebutkan simpati dan sedemikian rupa diusahakan jangan sampai cawapresnya itu dikuliti dibuka borok-boroknya kelemahannya dan akhirnya bukannya menaikkan elektabilitas tapi justru sebaliknya,” tutur Mantan Rektor Universitas Ibnu Chaldun ini.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan