FAJAR.CO.ID,MAKASSAR — Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Makassar berharap shelter warga bisa dioptimalkan. Sesuai tujuan pembentukannya.
Kepala DP3A Achi Soleman mengatakan, sejak awal pembentukan shelter ini untuk pencegahan kekerasan pada perempuan dan anak. Konsepnya, dari masyarakat untuk masyarakat.
“Gerakan masyarakan, oleh masyarakat dan untuk masyarakat,” kata Achi kepada fajar.co.id, Selasa (6/6/2023).
Mekanisme shelter ini, dilakukan dari bawa ke atas. Berbasis di lorong wisata. Alasannya, kaya Achi, karena lorong lah sel terkecil di masyarakat.
“Semua mereka yang lakukan. Jadi kita kau bumikan bahwa shelter kekerasan di Makassar. Makanya gerakan itu dari masyarakat sendiri,” jelasnya.
“Apa tugasnya pemerintah? Adalah bagaimana meningkatkan kapasitas warga. Misalnya mereka dilatih melakukan pendampingan,” sambung Achi.
Jika pendampingan dilakukan, warga tahu apa yang bisa dilakukan ketika terjadi kekerasan. Ke mana muaranya dan apa yang dilakukan.
Selain itu, salah satu hal yang jadi atensi pihaknya, yakni ketika terjadi kekerasan seksual. Peningkatan kapasitas ini, diharapkan agar tantangan dalam kondisi tersebut bisa teratasi.
“Kalau mereka sudah paham untuk itu, otomatis penanganannya lebih cepat. Tidak tinggal. Kalau kasus kekerasan misalnya, kekerasan seksual biasanya orang menganggap itu aib. Jadi kita mau mendorong jangko bilang itu aib, jangan tutup-tutupi, laporkan kalu kau mendapat kasus,” terang Achi.
Hingga kini, ada 70 titik shelter di Makassar. Tahun ini DP3A menargetkan tambahan 17 shelter.