FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Mantan Sekretaris Kementerian BUMN Muhammad Said Didu membandingkan Presiden pertama Soekarno, Presiden kedua Soeharto, Presiden ketiga Bj Habibie dan Presiden keempat Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.
Dia menyinggung soal perbandingan pemimpin yang mencintai rakyat dengan pemimpin penikmat kekuasaan.
“Pemimpin mencintai rakyat vs Pemimpin penikmat kekuasaan,” kata Said Didu, dalam unggahannya di Twitter, Kamis, (8/6/2023).
Menurutnya, keempat mantan presiden itu memilih mundur karena mencintai rakyatnya.
“Bung Karno, Pak Harto, Gus Dur, Habibie memilih ‘mundur’ karena mencintai rakyatnya,” ungkap pria kelahiran Pinrang ini.
Sedangkan pemimpin penikmat kekuasaan kata dia akan mengadu rakyatnya. “Pemimpin penikmat kekuasaan akan mengadu rakyatnya,” tandasnya.
Pernyataan Said Didu ini tidak menyebutkan secara gamblang siapa pemimpin yang dimaksud penikmat kekuasaan yang mengadu rakyat.
Namun, beberapa waktu terakhir ini pernyataan cawe-cawe Presiden Joko Widodo menuai sorotan.
Cawe-cawe tersebut disebut akan membuat Jokowi tidak netral dalam pilpres 2024.
Sebelumnya, Said Didu mempertanyakan pernyataan subyektif untuk kepentingan pribadi/kelompok yakni riak-riak yang dimaksud Jokowi dan cawe-cawe.
“Apa pengertian riak yang dimaksud ? Ini subyektif. Sangat mungkin yang membikin riak adalah penguasa - terus dijadikan alasan untuk cawe-cawe. Mohon maaf, rakyat tidak sebodoh yang Bapak bayangkan,” kata Said Didu kemarin.
Bahkan Pakar Hukum Tata Negara Denny Indrayana mengirimkan surat terbuka ke DPR untuk menginvestigasi Jokowi melalui hak angket.