Berpeluang Tinggalkan Koalisi Perubahan, Analis Politik Unhas Sebut Demokrat Main Dua Kaki

  • Bagikan
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bersama Sekretariat Bersama Kuning Ijo Biru (Sekber KIB) pro Anies Baswedan memberikan keterangan usai menggelar pertemuan di DPP Demokrat. (Dery Ridwansah/JawaPos.com)

FAJAR.CO.ID, MAKASSAR-- Partai Demokrat berpeluang lari dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP). Godaan PDIP bisa membuat partai berlambang mercy itu main dua kaki.

Terkait dengan isu goyahnya dukungan Partai Demokrat, analis politik Universitas Hasanuddin (Unhas) Prof Sukri Tamma menegaskan dalam politik tidak ada yang tak mungkin. Dia menilai, sekarang ini petinggi Partai Demokrat sedang bergerak ke mana-mana dan memainkan dua kaki.

Menurutnya, sejak awal Demokrat terlihat getol membawa AHY sebagai calon wakil presiden. Namun, sampai sekarang belum disikapi secara tegas, terutama Partai Nasdem sebagai koordinator koalisi, termasuk PKS.

Sehingga, situasi ini membuat Partai Demokrat dibaca. Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai orang yang sangat cerdas, tentu tahu betul kontestasi politik. Bersikap seperti sekarang, seolah-olah "mendua". Sikap ini menurut Sukri juga merupakan upaya yang punya beberapa sisi.

Pertama, menekan Koalisi Perubahan untuk segera menentukan sikap. Terutama menerima AHY sebagai wakil presiden mendampingi Anies Baswedan. Kedua, sikap Demokrat dalam tanda petik adalah partai yang cukup diharapkan oleh dua koalisi di sebelah (Ganjar dan Prabowo).

"Harapannya, kalau Demokrat pindah maka hampir pasti PKS dan Nasdem tidak bisa mengusung Anies," tegasnya.

Anies tidak bisa maju. "Jadi Demokrat tahu betul ancaman itu. Tahu betul bahwa partainya sangat menentukan arah koalisi," tutur Sukri.

Di sisi lain, jika ada tawaran lebih bagus mengapa tidak tawaran itu membuat Partai Demokrat berpindah. Apalagi PDIP yang menyebut AHY disebut masuk bursa cawapres Ganjar.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan