Gunakan Bahasa Inggris, Bos Smelter Nikel China Disemprot Anggota Dewan, Banyak Pula yang Mangkir

  • Bagikan
Beberapa pimpinan perusahaan smelter China absen pada RDP Komisi VII DPR Kamis (8/6). (Foto tangkapan layar Youtube Komisi VII)

FAJAR.CO.ID -- Sejumlah perusahaan smelter nikel menghadiri rapat dengar pendapat atau RDP dengan Komisi VII DPR RI. Namun, beberapa pimpinan perusahaan smelter absen alias tidak memenuhi undangan DPR, Kamis (8/6).

Total perusahaan smelter nikel yang diundang sebanyak 20 perusahaan. Perusahaan smelter PT Virtue Dragon Nickel Industry diwakili PT Gunbuster Nickel Industry yang merupakan perusahaan satu grup.

Bos perusahaan nikel yang tidak hadir yakni pimpinan PT Weda Bay Nickel. Komisi VII DPR juga mencatat pimpinan perusahaan smelter nikel PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel dan PT Dexin Steel Indonesia tidak hadir di RDP ini.

Pimpinan perusahaan smelter nikel yang hadir di RDP dengan Komisi VII DPR RI yakni, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Vale Indonesia (INCO), PT Wanatiara Persada, PT Gunbuster Nickel Industry, PT Obsidian Stainless Steel, Halmahera Persada Lygend.

Kemudian PT Huadi Nickel-Alloy Indonesia, PT Wanxiang Nickel Indonesia, PT QMB New Energy Materials, PT Bukit Smelter Indonesia, PT Huake Nickel Indonesia, dan PT Huayue Nickel Cobalt.

Ada beberapa pimpinan perusahaan smelter nikel asal China yang hadir, tetapi tidak memenui ekspektasi para legislator di Senayan. Ternyata, banyak bos smelter yang tidak bisa berbahasa Indonesia.

Rapat Dengar Pendapat Komisi VII DPR RI ini juga dihadiri Plt Direktur Jenderal Minerba Kementerian ESDM, Direktur Jenderal ILMATE Kementerian Perindustrian, dan pimpinan perusahaan smelter nikel yang banyak berasal dari China. RDP dengan agenda membahas tata kelola niaga nikel.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan