"Terutama dari sisi kesiapan jika misalnya terjadi perubahan sistem pemilihan dari terbuka ke tertutup, ataupun jika tidak ada perubahan," katanya.
Bagi petahana, kata dia, tentu ada keuntungan karena sudah ada pengalaman dari berbagai sisi.
Pengamat Demokrasi Nurmal Idrus berpandangan, Gerindra punya peluang bagus untuk melewati perolehan mereka di Pemilu 2019, dimana mereka mampu menempati posisi ketiga dengan 11 kursi di DPRD Sulsel.
Ia meyakini partai ini bisa mengancam NasDem di posisi kedua dan Golkar di posisi pertama dengan hadirnya sejumlah caleg potensial.
"Selain itu, mereka punya modal berupa figur capres Prabowo yang bakal berpengaruh terhadap keterpilihan Gerindra karena Pileg dan Pilpres dilakukan bersamaan," pungkas Nurmal.
Sedangkan pendatang baru, sangat tergantung dari tipologinya, pembelajaran, punya cantolan, atau yang pasrah dan untung-untungan.
"Terhadap dinamika jelang 2024, setiap parpol pasti punya dinamika, internal ataupun eksternal, Gerindra Sulsel pun demikian," jelasnya.
Ditambahkan, faktor efek ekor jas (coat tail effect) dari figur sentral mereka yaitu Pak Prabowo. Apalagi jika kita buka data Pilpres 2019 yang lalu.
"Gerindra Sulsel mendapat berkah dengan kemenangan Prabowo atas Jokowi, meskipun secara kuantitas masih kurang signifikan," tukasnya. (selfi/fajar)